Ulasan Pengajian Manhajussawi
Ilmu itu semua dari Allah SWT dan diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan cara untuk mendapatkannya adalah dengan kita memuliakan ilmu tersebut. Agar ilmu yang kita dapatkan itu bermanfaat, maka harus dibarengi dengan adab saat mencari ilmu. Karena ilmu itu perlu dimuliakan, sehingga bisa bermanfaat. Nabi bersabda :
الْعِلْمُ عِلْمَانِ: فَعِلْمٌ فِي الْقَلْبِ, فَذَالِكَ الْعِلْمُ النَّافِعُ, عِلْمٌ عَلَى اللّسَانِ, فَذَالِكَ حُجَّةُ اللّه عَلَى ابْنِ آدَمَ
"Ilmu itu terbagi menjadi dua: ilmu yang didalam hati, maka demikian itu adalah ilmu yang bermanfaat, dan ilmu yang didalam lisan, maka demikian itu adalah tanggung jawabmu kepada Allah SWT atas seluruh manusia."
Maka salah satu cara untuk beradab dengan ilmu adalah sebagai berikut:
- Hendaknya berwudhu' sebelum mencari ilmu / belajar ilmu
2. Menetapkan niat agar selalu baik sehingga bisa terhindar dari niat yang buruk, karena jika niatnya buruk itu bisa menyebabkan ilmunya tidak bermanfaat, dan Allah menghukumnya dengan salah faham saat memahami ilmu, sehingga dia akan menjadi ulama' su' sebab menyebarkan ilmu yang sesat. Akan tetapi jika niatnya baik dia akan terhindar dari itu semua. Sebagaimana yang di sebutkan :
نِيَّةُ الْمُؤْمِن خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ
"Niatnya seorang mu'min itu lebih baik dari amalnya."
3. Duduk dengan baik, rapi, dan benar saat berada dihadapan guru yang mengajarinya dan ketika belajar.
Maka inilah salah satu alasan mengapa selalu yang keluar dari mulut para ulama' itu kata mutiara semuanya, karena ada اِحْتِرَامٌ عَلَى الْعِلْمِ (menghormahti atas ilmu).
Adapun berkata Imam Malik: bukanlah ilmu itu dengan banyak meriwayatkannya, tapi ilmu itu cahaya yang mana Allah SWT meletakkan cahaya tersebut didalam hati.
Dan adapun Sayyiduna Al-imam Idrus bin Umar Al-Habsyi berkata: Ilmu yang sampai didalam hati maka itu adalah cahaya, dan kalau ilmu itu sampai ke hawa nafsu maka itu adalah api.
Dan juga ada perkataan dari Sayyiduna Al-Arif Billah Abdullah bin Muhsin Al-Atthos: "Ilmu itu terbagi menjadi dua: yang pertama, ilmu yang takut dan cahaya, yaitu ilmu yang setiap kalinya bertambah kepada seseorang dan membuat seseorang itu menjadi semakin yakin dan merasa bahwa dirinya masih tidak mengetahui dari ilmu sesuatupun, dan yang kedua, ilmu lisan, yaitu ilmu yang setiap kalinya bertambah kepada seseorang dan membuat seseorang ini semakin banyak pengakuannya (merasa bangga dengan dirinya), dan dia menyangka bahwa tidak ada yang dapat ilmu sepertinya."
Dalam beradab dan agar bisa mendapat ilmu yang bermanfaat itu juga tidak bisa hanya ilmu yang yang dimuliakan, tapu guru yang mengajarkan ilmu tersebut juga harus dimuliakan dan dihormati.
Oleh karena itu kita harus mencintai guru kita, dan apapun yang dia lakukan terhadap kita, maka kita harus berusaha menghormatinya dan menerimanya. Sebagaimana ada perkataan الْعِتَابُ مِنَ الْمَحَبَّةِ (celaan itu termasuk tanda cinta), maka saat kita dicela, dihina, dipukul, atau perbuatan lainnya, hendaknya kita menerimanya dengan lapang dada.
Karena seseungguhnya orang yang sudah mencintai seseorang, maka cacian dan pukulanpun dia akan menerimanya dengan sabar dan lapang dada.
Maka janganlah engkau memandang seorang wali atau gurumu itu dengan pandangan basyariah, tapi pandanglah mereka dengan pandangan husnudzon (persangka yang baik). (M.HDYT)
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat. https://t.me/darulihya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar