KETAATAN DAN MERASA CUKUP DENGAN ALLAH SWT

KETAATAN DAN MERASA CUKUP DENGAN ALLAH SWT

Share This

 



Ulasan Pengajian Al-Hikam

Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 01 Dzulqo'dahl 1442 H - 11 Juni 2021 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf


"Apabila engkau diberi rezeki berupa ketaatan dan merasa cukup dengan Allah (tidak mengandalkan ketaatan), maka ketahuilah bahwasannya Allah telah melimpahkan kepadamu kenikmatan dzohir dan batin."

-ibnu Athaillah-

 

          Amal ketaatan dzohir itu adalah sebuah bukti dari syari'at; orang ini betul-betul menjalankan syari'at karena ibadahnya, seperti haji, sholat, puasa. Kemudian merasa cukup dengan Allah, dan tidak mengandalkan ketaatan itu adalah sebuah tanda hakikat.

          Jika sudah dua rezeki ini terkumpul dalam dirimu, maka dia telah meguasai dzohir dan batin. Orang yang merasa bahwa dirinya tidak melakukan amal apapun itu sangat hebat sekali. Karena sangat sulit bagi hati untuk bisa merasa tidak melakukan amal apapun.

          Mereka para aulia Allah itu sangat kaya dengan jiwa/hati, karena mereka merasa bahwa Allah itu sangat kaya, Allah itu sangat luas kemurahannya, sangat luas ilmunya, sangking luasnya Allah dalam segala apapun, sehingga mereka merasa tidak mempunyai amal sama sekali, merasa belum melakukan apapun. Mereka merasa kaya dengan Allah SWT.

          Karena kekayaan yang sesungguhnya itu bukanlah kaya harta, melainkan kekayaan hati adalah kaya (merasa cukup) dengan Allah SWT.

          Jika seseorang sudah diberi tiga kenikmatan berikut ini, maka telah sempurna kecukupannya:

  1. Kenikmatan tidak butuh dengan pemerintah, sehingga dia tidak akan pernah merasa bahwa ada hutang budi dengan pemerintah. (Orang yang diberi kenikmatan berupa tidak butuh dengan pemerintah itu suatu kenikmatan yang besar. Karena orang yang tidak butuh bantuan pemerintah itu dia tidak akan terpengaruh oleh tipu daya-tipu daya pemerintah, tidak akan diam dengan kedzoliman pemerintah, tidak akan nurut dengan pemerintah, dan dia tidak punya jasa kepada pemerintah.)
  2. Kenikmatan kesehatan, sehingga dia tidak butuh dokter untuk mengobatinya.
  3. Kenikmatan tidak butuh dengan pertolongan saudara, sehingga dia bisa mengatasi semuanya tanpa adanya mengharap bantuan saudaranya.
          Apabila saat seseorang sudah mendapatkan itu semua, maka itu telah menunjukkan dirinya hanya butuh dengan Allah SWT, bukan butuh dengan manusia lainnya.

اَحَبُّ الْعِبَادِ الَى اللّهِ: الأَغْنِيَاءُ (غَنِيُ النَّفْسِ وَالإِسْتِغْنَاءِ عَنِ النَّاسِ), الْأَخْفِيَاءُ (الْخَفِي), الْأَتْقِيَاءُ

“Para hamba yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah: hamba yang kaya (kaya akan jiwanya dan tidak membutuhkan manusia), kemudian hamba yang samar (menutup diri/menyembunyikan diri dari manusia), kemudian hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT”. (A.MTHR)


Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages