SIFAT ASLI MANUSIA ADALAH SELALU MEMBUTUHKAN ALLAH

SIFAT ASLI MANUSIA ADALAH SELALU MEMBUTUHKAN ALLAH

Share This

 



Ulasan Pengajian Al-Hikam

Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 11 Jumada Tsaniyyah 1443 H - 14 Januari 2022 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf


فَاقَتُكَ لَكَ ذَاتِيَةٌ وَ وُرُوْدُ الأَسْبَابِ مُذَكِّرُاتٌ لَكَ بِمَا خَفِيَ عَلَيْكَ مِنْهَا وَالفَاقَةُ الذَّاتِيَّةُ لَاتَرْفَعُهَا العَوَارِضُ

Kebutuhan adalah sifat asli dalam awal kejadianmu sedangkan kejadian-kejadian yang menimpa dirimu mengingatkan kepadamu apa yang samar dari sifat aslimu dan kebutuhan yang menjadi sifat asli itu tidak bisa diangkat dengan hal-hal yang bersifat sementara.

           Kebutuhan adalah sifat asli manusia, sifat yang tidak bisa dirubah dan dicabut. Terkadang manusia jika sudah cukup, sudah kaya, badannya sehat dia lupa dengan sifat aslinya, dia lupa bahwa dia masih butuh kepada Allah Ta'ala.

          Kekuatan itu sifatnya sementara karena awal wujudnya manusia itu lemah. Ketika baru dilahirkan didunia ini manusia itu lemah, tidak bisa berbuat apa-apa bahkan menjegah nyamuk dari dirinya saja tidak bisa, jadi awalnya manusia itu lemah. Jika seandainya setelah itu kuat, maka itu sesuatu yang sementara datangnya kemudian semakin bertambah umur semakin lemah, maka keluar lagi sifat aslinya yaitu lemah. Sehat juga seperti itu hanya sementara nanti akan kembali ke sifat aslinya yaitu sakit / lemah.

          Sifat asli manusia itu tidak akan bisa berubah yaitu sangat membutuhkna kepada Allah, kemiskinan, kehinaan. Ini sesuatu yang asli, sesuatu yang permanen yang tidak akan pernah bisa hilang, kalau kekayaan, kesehatan, kemuliaan, kekuatan, ilmu itu sesuatu yang datang sementara karena awalnya manusia itu lemah, tidak punya ilmu, tidak mengerti sesuatu apapun.

          Adanya sakit, musibah, kemiskinan itu supaya kita selalu merasa butuh kepada Allah, selalu ingat kepada Allah, merasa tidak punya apa-apa, merasa lemah karena kita bukan siapa-siapa tanpa Allah Ta'ala.

          Kita harus tetap miskin di hadapan Allah walaupun dzohirnya diberi kecukupan, harus tetap hina di hadapan Allah walaupun di mata manusia mulia, harus tetap lemah di hadapan Allah walaupun di mata manusia kita kuat.

          Maka kita harus mencari do'a-do'a yang membuat kita merasa hina di hadapan Allah, yang membuat kita merasa lemah, yang membuat kita merasa miskin di hadapan Allah تعالى. Rata-rata semua do'a / wirid itu isinya munajat kepada Allah, merasa butuh kepada Allah, merasa miskin di hadapan Allah. Dan do'a / wirid itu mempunyai efek samping yaitu bisa dicintai oleh masyarakat, mulia, kaya raya, kata-katanya diterima oleh masyarakat dan yang lainnya, tapi tetap tujuan kita hanya munajat kepada Allah jangan ingin mendapatkan efek sampingnya.

          Baca do'a / wirid itu semata-mata hanya untuk munajat kepada Allah bukan untuk mendapat efek sampinya, jikalau mendapatkan efek sampinya seperti menjadi mulia, kaya raya, dan yang lainnya itu hanya bonus dari Allah tapi bukan tujuannya. Ini yang diterapkan di Thoriqoh Ba'alawy. (A. Muthohar)



Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages