BULAN MAULID BUKAN UNTUK MEMOJOKKAN NABI S.A.W

BULAN MAULID BUKAN UNTUK MEMOJOKKAN NABI S.A.W

Share This


Ceramah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W.

Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf

Hari/ Tanggal : Kamis, 28 Rabi'ul Awwal 1443 H - 04 oktober 2021 M


        Dengan datangnya bulan Maulid kita semua merasa senang, karena setiap hari telinga kita mendengar kisah orang-orang yang kita cintai dan yang dirindukan. Tapi, yang kita sayangkan, pada bulan Maulid kita temukan ada beberapa orang yang mengaku sebagai ulama' dan umat Nabi SAW, tapi isi ceramahnya selalu menyakiti hati Rasulullah SAW dan umat Islam, dengan membawakan cerita-cerita yang ada unsur meremehkan dan menghina Rasulullah SAW.

          Jika kita mengundang da'i seperti itu, maka kita akan rugi dan kita akan dikatakan sebagai umat yang tidak cinta kepada Nabinya. Sungguh, haram jika kita mengadakan Mauild dengan mengundang orang yang menghina Nabi Muhammad SAW.

         As-Syekh Qodhi Iyyadh dalam kitab ((As-Syifa')) menyatakan bahwa seseorang jika berbicara mengenai apapun yang berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW, maka dia wajib mencari bahasa yang terbaik dan mencari ungkapan yang sopan, karena yang sedang dia bicarakan ini adalah manusia yang termulia di dunia dan akhirat.

       Al-imam Syafi'i, yang dikenal sebagai seorang ahli hadis ketika meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah SAW ketika diberitahu ada seorang wanita yang enggan untuk dihukum karena dia wanita yang mulia, maka Rasulullah SAW bersabda:

"لَوْ سَرَقَتْ فَاطِمَة (حَاشَا وَكَلَّا) لَقَطَعْتُ يَدَها"

     "Seandainya putriku Fatimah mencuri, aku akan potong tangannya."

          Tetapi Imam Syafi'i R.A dalam kitabnya ((Al-Umm)) tidak berani meriwayatkannya seperti itu, sehingga beliau ganti dengan lafadz dan bahasa yang paling sopan, maka beliau mengatakan:

"لَوْ سَرَقَتْ فُلَانَة لِإمْرَأةٍ شَرِيْفَةٍ لَقَطَعْتُ يَدَها"

          Beliau sama sekali tidak menyebut nama Sayyidatuna Fatimah karena menghormati putri Rasulullah SAW.

          Al-Imam Ibnu Hajar Al-asqalani seorang pakar hadist, dalam fatwanya mengatakan bahwa boleh bagi seseorang tidak menyebut sebagian hadits yang apabila disebutkan, bisa membuat orangnya tidak sopan.

          Mungkin kalau bagi Nabi itu suatu yang wajib untuk disampaikan dan beliau adalah ayahnya sendiri, tetapi siapa kita yang berani menyebut Sayyidatuna Fatimah mencuri, sungguh tidak layak bagi kita untuk menyebut orang yang mulia dengan kata-kata yang jelek.

          Maka sungguh heran ketika sudah berada dibulan Maulid tapi malah mendajikan ajang penghinaan terhadap Rasulullah SAW, dengan cara memojokkan keluarga Rasulullah SAW.

          Jika ingin mencontohkan orang kafir, maka jangan mencontohkan dengan  Abu Thalib dan Abu Lahab, memang benar Abu Lahab tidak beriman, tapi jangan sampai kalian menyebarkan, sehingga Nabi Muahammad SAW terpojok.

           Pernah para sahabat bercerita tentang kekejaman Abu Jahal, sedangkan disisi mereka ada anaknya, Ikrimah bin Abu Jahal yang juga seorang sahabat Nabi. Mendengar pembicaraan para sahabat tentang ayahnya, hati Ikrimah menjadi susah. Bagaimanapun itu ayahnya yang dihina. Kemudian Rasulullah SAW datang dan melihat keadaan Ikrimah, kemudian beliau bertanya kepada Ikrimah: "Kenapa engkau, Wahai Ikrimah? "Maka Ikrimah menceritakan situasinya kepada Rasulullah SAW. maka setelah itu Rasulullah SAW mendatangi para sahabat dan bersabda:

لَا تَسُبُّوا الأَمْوَاتَ فَتُؤْذُوا الأَحْيَاءَ

     "Janganlah kalian menghina orang yang sudah meninggal sehingga kalian menyakiti orang yang masih hidup. "

          Didalam kitab Ihya' diceritakan bahwa Sayyidina Umar bin Khattab menegur seorang imam sholat yang selalu membaca surah Abasa, agar tidak menjadi imam lagi, karena takut dihati orang itu ada kemunafikan. 

          Memang benar kalau surah Abasa itu ayat yang diturunkan oleh Allah SWT dan harus dibaca, tapi jika dibaca terus-menerus dengan ada niat merendahkan Nabi SAW, karena di salah satu ayat surah Abasa itu ada teguran untuk Nabi Muhammad SAW, maka hatinya terdapat kemunafikan. 

          Maka ulama' yang selalu ceramah dengan membawa sesuatu pembahasan yang didalamnya merendahkan Nabi SAW, maka itu adalah tanda kemunagikan. 

          Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk selalu mengingat Rasulullah SAW, dan memuliakannya, dan meningkatkan cinta kita, dan mencari cara agar bisa membuktikan cinta kita kepada Rasulullah SAW sehingga kita bisa dikumpulkan dengan orang yang kita cintai. 

          Sebagaimana Allah SWT menyenangkan sahabat Anas R.A, dengan diberi kabar yang menyenangkan, yaitu:

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

"Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya."

      Semoga kita semua bisa bersama dengan orang yang kita cintai yaitu dengan Rasullah S.A.W, dengan ahlul baitnya Rasulullah, dengan Aulia dan para Ulama'. (Amin)



Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages