TIGA YANG MEMBINASAKAN MANUSIA

TIGA YANG MEMBINASAKAN MANUSIA

Share This

 


          Iman Ghozali mengatakan: "Ada tiga perkara yang bisa membinasakan hati manusia, yaitu: hasud, riya', dan ujub." Dan dalam hal ini beliau tidak sembarangan dalam menyebutkannya, beliau menukilnya dari hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

((ثلاثٌ مُهلِكاتٌ : شُحٌّ مُطاعٌ ، و هوًى مُتَّبَعٌ ، و إعجابُ المرءِ بنفسِه))
          "Ada tiga sifat yang dapat membinasakan manusia: sikap bakhil yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan merasa bangga dengan diri sendiri." 

          Kemudian dijelaskan daripada tiga perkara tersebut: 

  1.    Bakhil, yaitu pelit terhadap apa-apa yang ada didalam genggamannya (yang dia miliki) apapun itu. Jadi saat ada orang meminta sesuatu kepadanya, walaupun orang yang meminta tadi itu sangat membutuhkan tapi tetap tidak dikasih oleh orang ini. Akan tetapi bakhil ini masih pelit dengan hartanya sendiri, ada juga pelit dengan harta dirinya dan pelit dengan harta yang dimiliki orang lain, yaitu Syuh, seperti saat ada orang yang mau shadaqoh, infaq, zakat, atau bentuk pemberian lainnya, dia mencoba untuk mencegah orang ini agar tidak melakukannya, maka ini yang lebih berbahaya.
  2.    Mengikuti hawa nafsu, yaitu seperti saat didalam hatinya ingin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syari'at, dia bukannya menentang hawa nafsunya itu tapi dia malah melakukannya dan dia turuti, maka dia telah membinasakan dirinya sendirinya dengan menuruti hawa nafsunya.
  3.    Merasa bangga dengan dirinya sendiri, yaitu dia merasa yang lebih baik dan yang paling hebat daripada orang lain, sehingga dia merasa seakan-akan hanya dialah yang benar.

          Jadi imam ghozali telah memahami dari hadist atas bahwasannya bakhil itu hasud, karena hasud itu bercabang ke syuh, dan permulaanya hasud itu adalah marah dan benci, dan mengikuti hawa nafsu itu riya' karena permulaanya riya' itu dari hawa nafsu, dan  merasa bangga dengan dirinya sendiri itu ujub karena makna ujub sama dengan merasa bangga dengan dirinya sendiri, seperti sebab dia baru mendapat jabatan atau sebab lainnya.

         Dan hasud adalah seseorang yang merasa berat atasnya akan nikmat-nikmat Allah SWT dari kekuasaannya terhadap hamba Allah yang lainnya, baik hamba itu diberi nikmat ilmu, atau harta, atau cintanya masyarakat kepada hamba ini, atau  bagian apapun yang Allah SWT berikan kepada hambanya ini, sehingga dia mengharap untuk bisa hilang kenikmatan hamba ini, walaupun dia tidak mendapat apa-apa, maka ini adalah puncak kejelekan. Sebagaimana didalam hadist Nabi SAW:

 الْحَسُوْدُ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبُ

"Adapun hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar".

          Ada juga yang namanya ghibthoh, yaitu iri tapi tidak mengharap kenikmatan orang yang diiri kan ini hilang, tapi dia berharap kalau dia ingin seperti itu juga, maka ini yang baik.

          Kemudian sombong itu juga bisa menjadi baik, apabila sombongnya ini karena Allah SWT, yaitu seperti dia saat sombong, seketika itu dia langsung menyandarkan semua kenikmatan ini pemberian Allah SWT. Jadi dia tetap berpikir bahwa semua kenikmatan yang dia dapat ini dari Allah SWT bukan  dari dirinya dan dia tidak akan dapat kenikmatan ini semua tanpa pemberian Allah SWT.

وَقَالَ يَحْيَى بِنْ مُعَاذٍ: اَلتَّكَبُّرُ عَلَى ذِيْ التَّكَبُّرِ عَلَيْكَ بِمَالَهُ تَوَاضُع

"Sombong atas Allah yang paling layaknya sombong dengan nikmat-nimat yang dimilikinya, maka itu termasuk rendah diri." (MLN.SQ)


Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages