Janganlah engkau berteman dengan seseorang yang keadaannya tidak membuatmu bersemangat untuk beribadah, dan jangan berteman dengan orang yang kata katanya tidak menunjukan engkau kepada Allah.
PERJALANAN menuju Allah
itu sangat jauh, maka memerlukan orang yang memberi petunjuk atau penuntun dari
orang alim-amil-arif. Jika tidak punya penuntun, maka orang yang
melakukan perjalanan itu akan tersesat. Orang yang tidak punya guru penuntun
yang Arif-Amil, maka syekhnya adalah syetan.
Asshuhbah (berteman atau
berguru) adalah masalah yang paling penting dalam bertarekat (perjalanan menuju
Allah) dan mempunyai manfaat-manfaat. Masalah perguruan ini sudah berjalan
semenjak dulu sampai sekarang.
Oleh karena itu, Syekh Ibnu Athoillah
memberi nasehat agar janganlah kamu bersahabat dengan seseorang yang hal
keadaannya tidak membangkitkanmu untuk tat ibadah dan ucapannya tidak
menunjukan kepadamu jalan menuju Allah.
Faedahnya seseorang berteman dengan
seorang guru adalah si guru bisa membangkitkan semangat si murid untuk taat
kepada Allah. Hal (keadaan) si guru bisa membangkitkan semangatnya untuk itu.
Begitu pula ucapannya, nasehatnya atau keterangannya dapat menunjukan jalan enuju
Allah.
Diceritakan dulu di zaman Al Habib
Abu Bakar bin Muhamad Assegaf Gresik ada seorang sayyid/habib yang sangat
nakal, dia sering meminum minuman keras, berjudi dan yang lainnya. Ibunya sudah
sering menasehatinya tapi tidak bisa. Suatu ketika dia hadir di majlisnya Al
Habib Abu Bakar bin Muhamad Assegaf Gresik, dia tidak membawa apapun dan ketika
dia melihat wajah Habib Abu Bakar lalu Habib Abu Bakar menata wajahnya dia
tiba-tiba menangis sejadi jadinya, kemudian dia mengurung dirinya di kamar
selama tiga hari setelah itu dia bertaubat dan menjadi ulama’ besar. Disini
kita bisa ambil kesimpulan bahwasannya dengan menatap wajah guru atau teman
yang sholeh itu bisa membersihkan hati, apalagi berteman dengan mereka kita
bisa menjadi seperti mereka.
Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi
berkata :”Waktu saya dulu masih belajar di Mekkah, ayah saya selalu mengawasi
saya berteman dengan siapa.” Makanya sekarang beliau menjadi orang besar karena
sebab memilih teman yang sholeh.
Terkadang didikan orang tua sejak
anaknya kecil sampai besar itu bisa berubah dengan cepat dari awal dia baik
menjadi nakal kerana sebab tidak memiih teman yang baik, dan dia terpengaruh
oleh teman dan lingkungannya. Jadi orang tua itu harus memilihkan anaknya teman
yang baik dan sholeh, harus bisa pilih-pilih teman. Dan carilah teman yang
menguntungkan akhiratnya, jangan berteman dengan orang yang merugikan
akhiratnya.
Teman yang sesungguhnya itu ialah
teman yang ketika kita salah ditegur, ketika kita berbuat baik dia membiarkan
(tidak memuji), supaya kita tidak timbul rasa bangga atau ria, dan bisa saling
menasehati bukan saling memuji. (Mthr)
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar