Oleh : M. Farhan Nugraha (santri darul ihya')
Pada periode 1940-1960, di Jakarta ada tiga habaib yang seiring sejalan dalam berdakwah. Mereka itu ialah Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (kwitang), Habib Ali bin Husein Al-Athas (Bungur), dan Habib Salim bin Jindan (Otista). Hampir semua habib dan ulama di jakarta berguru kepada mereka, terutama Al-Habib Salim bin Jindan. Beliau lahir di Surabaya pada 18 Rajab 1324 Hijriyah (17 September 1906). Disaat usia remaja belliau memperdalam ilmu kepada Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih (Malang), seorang ahli hadit's dan fiqh, yang saat itu memimpin Madrasah Al-Khairiyah di Surabaya.
Beliau adalah tokoh ba'alawi yang dikenal dengan sifat 'alim dan berpendirian teguh. Beliau dikenal dengan julukan ''Singa Podium'', hal ini dikarenakan keberanian dan ketegasan-Nya dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar, bahkan beliau tidak segan-segan menegur para pejabat yang lalai dalam menjalankan amanat rakyat.
Dikisahkan pada tahun 1969 di saat presiden Soeharto meminta kepada Mentri Agama pada waktu itu, agar Umat islam membayarkan zakatnya kepada Pemerintah, dengan lantangnya Habib Salim bin Jindan menolaknya dengan keras dan berbicara disetiap ceramahnya :
''Bilang sama Pemerintah kagak usah urusin zakat Umat islam, dan kalau ada yang deket dengan Alamsyah(pemerintah saat itu) bilang sama dia, jangan suka bujuk-bujuk ulama untuk terima akan hal tersebut ''.
Habib Salim juga dikenal sebagai ulama yang ahli dalam menjawab berbagai persoalan yang terkadang menjebak sekalipun. Banyak kaum nasrani yang pada akhirnya masuk Islam setelah beradu argumentasi dengan Habib Salim. Diantara nasehat beliau ialah:
''Wahai kaum muslimin, selalu dan senantiasalah berpegang teguh pada Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW, serta jauhilah segala bid'ah yang sesat dan menyimpang. Ikutilah jejak para salafunnassalihin, para pendahulu kita yang mereka semua tidak bergeser sedikitpun dari jalan Rasululah, para Sahabat dan Ahlil Bait-nya.''
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Pondok Pesantren Darul Ihya' Li'ulumiddin adalah lembaga pendidikan islam Ahlussunnah wal Jama'ah yang didirikan oleh Habib Ahmad bin Husein Assegaf sejak 12 Robi'ul Awal 1422 H / 04 Juni 2001 M. Nama Darul Ihya' Li'ulumiddin dipilih untuk pesantren ini mengutip sebuah nama kitab Ihya' Ulumuddin, karya monumental hujjatul Islam Imam Ghozaly, karena mengharap berkah dar majlis dars kitab Ihya' Ulumuddin yang di ta'sis oleh Habib Al Quthb Abu Bakar bin Muhammad Assegaf (Gresik) mulai awal rojab 1344 H/ 15 Januari 1926 M di kediaman Habib Abu Bakar bin Husein Assegaf, kakek pegasuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar