AMAL JARIYAH BERUPA ANAK YANG SHOLEH

AMAL JARIYAH BERUPA ANAK YANG SHOLEH

Share This
Oleh : Mhd_Mhd (Santri Darul Ihya')

          Sesungguhnya seluruh amal ibadah manusia akan terhenti/ terputus dengan perantara kematian, maka jika ajal telah menjemput, seseorang tidak akan bisa menunda-nundanya lagi, jika ia dalam keadaan to'at, maka ketika itu dia mati dalam keadaan toat, dan jika saat itu ia dalam keadaan maksiat, maka saat itu juga dia mati dalam keadaan maksiat, naudzubillah min dzalik.
          Akan tetapi seseorang akan tetap dapat menanam amalnya di dunia meskipun ajal telah menjemputnya, sebagaimana Nabi Muhammad SAW telah bersabda :
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية أوعلم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له
Artinya : "Jika anak keturunan adam (manusia) mati, maka akan terputus pula amalnya, kecuali tiga hal, yaitu shodaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang senantiasa mendoakannya (orang tua)."
          Dalam hadits diatas, disebutkan diantaranya adalah anak yang sholeh yang senantiasa mendoakan orang tuanya. Anak yang sholeh merupakan suatu amal bagi orang tuanya yang tak akan pernah terputus meski orang tua tersebut telah meninggal. Dihikayatkan bahwa ada seorang Wali bermimpi berada didalam alam barzakh, didalamnya banyak penduduk barzakh yang berkerumun guna berebut cahaya yang turun dari atas. Akan tetapi ditengah keramaian penduduk barzakh itu, si Wali mendapati seorang perempuan yang duduk terdiam tak ikut berebut dengan yang lain, sehingga sang Wali terheran dan menghampirinya seraya bertanya "wahai ibu, mengapa engkau tak ikut berebut cahaya itu bersama yang lainnya?" "aku tak perlu melakukan itu, karena aku punya kiriman cahaya yang khusus dari anakku" jawab perempuan itu, si Wali kembali bertanya "dimanakah anakmu sekarang wahai ibu?" si ibu menjawab "anakku sekarang berada di alam dunia (disebutkan tempat tinggal dan pekerjaannya), jika engkau nanti bertemu dengannya, sampaikan salamku padanya dan beritahu jika kirimannya sampai", setelah itu si Wali terbangun dan bergegas mencari keberadaan anak yang diceritakan didalam mimpinya, hingga sampailah si Wali itu didalam pasar, disana beliau melihat seorang pemuda yang tengah berjualan, akan tetapi disela waktu senggangnya ia sempatkan membuka buku kecil untuk ia baca.
          Singkat cerita si Wali datang menghampiri pemuda itu dan menceritakan semua perihal mimpinya. Setelah mendengarkan cerita mimpi itu sang pemuda lantas bersyukur kepada Allah, dan memberitahukan kepada si Wali bahwasannya setiap hari ia sempatkan diri dimanapun untuk membaca Al Qur'an dan ia niatkan semua pahala bacaan itu sebagai hadiah untuk Ibunya yang telah wafat.


(Sumber: Irsyadul 'Ibad)

Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages