KESUKSESAN PENDIDIKAN DAN PERJALANAN IMAM AL GHOZALY DALAM MENCARI ILMU

KESUKSESAN PENDIDIKAN DAN PERJALANAN IMAM AL GHOZALY DALAM MENCARI ILMU

Share This




Oleh : M. Rofrofil Ukhoidor (Santri Darul Ihya')

          Beliau adalah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghozzali. Beliau dilahirkan pada tahun  450 H / 1058 M dikota Ghozalah. Beliau diberi laqob (julukan) hujjatul islam karena jasanya yang besar dalam menjaga agama islam dari pengaruh bid'ah dan aliran rasionalisme yunani (helenisme). Dan ilmunya yang sangat luas sehingga seluruh penjuru dunia mengenal beliau melewati karya-karyanya.
          Latar belakang pendidikan Imam Ghozali berawal dari ayahnya sendiri. Beliau belajar ilmu al qur'an dan dasar-dasar ilmuagama. Sang ayah tidak lupa untuk membawanya hadir di majelis para ulama' agar mendapatkan barokah ilmu dan doa daripada mereka.
          Suatu ketika sang ayah terserang penyakit parahyang merenggut nyawanya, hingga sepeninggal ayahnya, Imam Ghozali dan saudaranya dititipkan kepada teman ayahnya yang bernama Ahmad bin Muhammad Ar Razikani, seorang sufi berilmu tinggi. Akhirnya Imam Ghozali belajar kepada beliau ilmu fiqih dan juga beberapa ilmu lainnya. Sayangnya sang guru tidak dapat melanjutkan proses belajar mengajarnya dikarenakan faktor ekonomi Imam Ghozali telah habis yang mana harta itu merupakan warisan dari sang ayah. Akhirnya Imam Ghozali dimasukkan sang guru ke lembaga pendidikan yang gratis dan menyiapkan beasiswa agar ia dapat belajar dengan baik dan kebutuhannya lebih terjamin.
          Setelah lulus Imam Ghozali melanjutkan pendidikannya ke kota jurjan, disana beliau berguru kepada ulama yang terkemuka bernama Abu Nashr Al Isma'iliy untuk belajar berbagai ilmu dan termasuk ilmu bahasa. Beberapa tahun kemudian Imam Ghozali berangkat ke kota Naisabur untuk  masuk di Universitas Annidzamiyah yang dipimpin oleh ulama besar yaitu Imam Haramain, seorang tokoh madzhab syafi'i aliran asy'ariyah. Pada akhirnya melalui ulama ini, Al Imam Ghozali mendapatkan banyak sekali ilmu-ilmu, antaranya ilmu fiqh, ushul fiqh,filsafat, mantiq, theologi, retorika dan lain-lain.
          Karena kecerdasannya beliau diangkat sebagai asisten Imam Haramain. Beliau dipercaya sebagai wakil dalam mengisi forum-forum diskusi, dan pada akhirnya beliau ditunjuk sebagai pengganti Imam Haramain dalam memimpin Universitas Annidzamiyah hingga akhirnya sang guru wafat.
          Selama tinggal di Naisabur beliau menjadi ulama yang terpandang dan membuat banyak karya-karya. Dan dalam perjalanan yang jauh akhirnya Imam Ghazali memutuskan untuk mendalami ilmu tasawwuf. Melakukan mujahadah dan riyadhoh serta meninggalkan kesenangan dunia, menuju Allah SWT sehingga pada akhir hidupnya beliau menjadi sufi yang sangat alim.


Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages