JANGAN PUTUS ASA WALAU DO'A TERKABUL LAMA

JANGAN PUTUS ASA WALAU DO'A TERKABUL LAMA

Share This
Ulasan Pengajian Al Hikam
Hari/ Tanggal : Jum'at, 02 Agustus 2019
Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf


          "janganlah keterlambatan pemberian dari tuhanmu menjadikan engkau putus asa padahal engkau sudah sungguh-sungguh dalam berdo'a, dialah Allah yang menjamin menerima semua do'a-do'amu dalam yang dikehendakinya bagimu bukan sesuai yang engkau kehendaki, dan di waktu yang dikehendaki Allah bukan di waktu yang engkau kehandaki".

          Dalam kata hikmah ini Syekh Ibnu Athoillah Assakandari menjelaskan bahwasaannya semua do'a akan di kabulkan oleh Allah karena Allah telah menjamin di dalam Al-Qur'an-Nya: 
                    ْوَقَالَ رَبُّكُمْ أُدْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُم                  
Artinya :"Tuhan kalian berkata, "Berdo'alah kepadu-Ku maka pasti aku mengabulkan untuk kalian".(QS. Ghafir: 60)
          Sebaiknya seorang hamba tidak memilih sesuatu, segala urusannya diserahkan kepada Allah. Ia tidak boleh memastikan apa yang diduga menjadi baik untuk dirinya. Sebab, manusia itu bodoh dan Allah-lah yang Maha Tahu. Terkadang seseorng tidak suka sesuatu, tetapi sesuatu itu baik bagi dirinya. Terkadang ia senang sesuatu tersebut, tetapi sesuatu itu jelek bagi dirinya. Maka pasrahlah kepada Allah.
          Abul Hasan As-Syadzili berkata: "Janganlah engkau dalam urusanmu memilih sesuatu, pilihlah untuk tidak memilih dan larilah dari pilihanmu dan dari segala sesuatu kecuali kembali kapada Allah SWT. Dan dengan tuhanmulah menciptakan apa yang ia kehendaki dan memilih".          
          Ada seorang murid menjenguk Abul Abbas Al-Mursi yang sedang sakit. Murid itu berkata: "Mudah-mudahan engkau disembuhkan oleh Allah, wahai guruku". Abul Abbas Al-Mursi diam tidak menjawab. Murid itu juga diam sesaat. "Semoga Allah menyembuhkanmu, wahai guruku", kata murid itu lagi. Abul Abbas Al-Mursi berkata: "Apakah engkau kira aku ini tidak minta afiat (kesembuhan)? Aku sudah mohon kepda Allah afiat, apa yang aku derita sekarang ini adalah afiat. Lihatlah Rasulullah meminta kepada Allah afiat, Rasulullah pernah mengatakan: 'Selalu terasa bagiku bekas makanan di Khaibar dan sekarang ini masanya urat jantungku putus'. Bukankah Sayyidina Abu Bakar meminta afiat kepada Allah tetap ia mati diracun. Bukankah Sayyidana Umar meminta afiat kepada Allah tetapi dia mati dibunuh. Bukankah Sayyidina Utsman memohon afiat kepada Allah tetapi ia mati ditikam. Bukankah Sayyidina Ali memohon afiat kepada Allah tetapi ia juga mati dibunuh. Wahai muridku, apabila meminta kepada Allah afiat, maka mintalah afiat menurut apa yang ditentukan Allah".
          Ini menunjukan bahwa apa yang ditentukan Allah adalah afiat dan akibatnya yang baik untuk orang tersebut. Terbunuh, sakit atau musibah adalah afiat menurut Allah yang membuat orangnya menjadi mulia di sisi Allah. Afiat dalam arti yang luas, tidak hanya sembuh dari sakit dhohir saja tetapi afiat yang berati keselamatan abadi dari dosa, penyakit-penyakit batin, api neraka dan membuatnya mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah. Oleh karena itu, Nabi menganjurkan untuk memnta afiat. "Mintalah kepada Allah afiat di dunia dan akhirat", sabda Rasulullah.
          Maka dari itu, seorang hamba harus memasrahkan dirinya kepada Allah dam percaya bahwa pilihan yang baik semuanya ada pada pilihan Allah, sekalipun tidak cocok dengan keinginan dan kehendaknya. Jika hamba itu berdo'a kpda Allah meminta sesuatu yang bermaslahat maka harus yakin bahwa Allah pasti menerima do'anya. (Mthr).

Wallahu a'lam bi Asshawab
Mudah-mudahan bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages