Ulasan Oleh : Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf
الْعِلْمُ النَّافِعُ هُوَ الَّذِيْ يَنْبَسِطُ فِيْ الصَّدْرِ شُعَائُهُ وَيَنْكَشِفُ عَنِ الْقَلْبِ قِنَاعُهُ
Artinya : "Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang meluas didalam dada sinar/cahayanya dan dapat membuka penutup hati".
- Ilmu itu terbagi menjadi dua:
1. Ilmu yang bermanfaat
2. Ilmu yang tidak bermanfaat
- Adapun ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang dimaksudkan Nabi untuk dipelajari, ilmu yang mengajarkan tentang asma', dzat, dan sifat Allah, serta menerangkan tata cara ibadah yang benar, dan bagaimana cara beradab kepada Allah. Sedangkan ilmu yang tidak bermanfaat yaitu ilmu yang mana Nabi berlindung daripadanya, sebagaimana dalam doa Beliau SAW "واعوذ بك من علم لا ينفع"
Artinya: "dan aku berlindung kepada Mu daripada ilmu yang tidak bermanfaat".
- قال النبي داوود عليه السلام :
العلم في الصدور كالمصباح في البيت
Artinya: "Ilmu yang (meluas) ada didalam hati itu bagaikan lampu yang menerangi didalam rumah."
- Hal ini juga sebagaimana yang di anjurkan oleh Imam Waqi' kepada Imam Syafi'i tatkala Beliau menceritakan perihal sulitnya menghafal, maka Imam Waqi' menganjurkan agar maksiyat itu segera dijauhi sebab ilmu itu merupakan cahaya, sedangkan cahaya itu tak akan diberikan kepada hati2 yang bermaksiyat pada Nya.
- Nabi SAW bersabda : "Berhati-hatilah terhadap firasat orang mukmin, karena mereka memandang dengan cahaya Allah." - yang dimaksud ialah orang-orang mukmin yang meluas cahaya ilmu dalam hatinya.
- Pada suatu hari para Sahabat Nabi bertanya kepada Nabi SAW "Wahai Rasulullah, bagaimana jika nanti ada suatu masalah yang tidak kami temukan jawabannya dalam Al-Qur'an atau Hadits?", maka Nabi SAW menjawab dalam sabdanya "maka bertanyalah kepada orang-orang sholeh, dan jadikanlah perkara kalian terselesaikan dengan jalan musyawarah" (او كما قال )
- Berbeda dengan Ilmu yang tidak bermanfaat, orang yang tidak diberi kemanfaatan ilmu oleh Allah akan menyebar kegelapan dalam hatinya, serta sering melakukan kesalahan, bahkan dikatakan bahwa orang-orang yang semacam itu dalam semenit saja dapat melakukan 70 kesalahan.
- Pernah Imam Syafi'i datang kepada Syaiban Arro'i yang di anggap banyak orang bahwa beliau orang badui, kemudian Imam Syafi'i ditanya oleh masyarakat "Wahai Imam Syafi'i, mengapa engkau yang Alim ini bisa datang kepada orang badui?" maka jawab Imam Syafi'i "Sesungguhnya Syaiban Arro'i ini mendapatkan taufik dalam setiap kata-katanya hingga pendapatnya selalu benar". Bahkan dikatakan bahwa jika Imam Syafi'i dihadapan Syaiban Arro'i bagaikan seperti anak kecil dihadapan orang tuanya (sangat tawaddhu')- karena Syaiban Arro'i mempunyai ilmu-ilmu yang tidak pernah ditemukan dalam kitab-kitab, bahkan dapat dikatakan bahwa jika Imam Syafi'i mempunyai lautan Ilmu dhohir, maka Syaiban Arro'i juga mempunyai lautan ilmu bathin.
- Perlu diketahui bahwa ilmu yang manfaat itu yang dimaksud ialah ilmu yang diamalkan, yang dibarengi oleh rasa takut kepada Allah.
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar