HIKMAH ADANYA PERBUATAN MAKSIAT PADA MANUSIA - Darul Ihya' Liulumiddin

Darul Ihya' Liulumiddin

Pondok Pesantren Darul Ihya Liulumiddin

Post Top Ad

HIKMAH ADANYA PERBUATAN MAKSIAT PADA MANUSIA

HIKMAH ADANYA PERBUATAN MAKSIAT PADA MANUSIA

Share This
Ulasan Pengajian Al Hikam
Hari/Tanggal : Jumat,17 Maret 2017
Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf


جعله لك عدوا ليحوشك به إليه وحرك عليك النفس ليدوم إقبالك عليه
Artinya :"Allah sengaja menjadikan setan sebagai musuhmu, supaya engkau jemu terhadapnya dan condong kepada Allah. Dan Allah tetap menggerakkan hawa nafsumu supaya engkau tetap menghadap Allah untuk agar bisa melawan nafsumu."

- Berkata الشارح :
عداوة الشيطان عليك نعمة عظيمة
Artinya : (pada hakikatnya) dijadikannya setan sebagai musuh bagimu merupakan suatu nikmat yang besar ( bagi yang mengerti akan hikmahnya).
- Setan tidak pernah lengah & berhenti menggoda manusia mulai dari sebelum kita lahir (sulbi) sampai manusia itu mati/kufur kepada Allah.
- Terkadang manusia punya pemikiran mengapa yang namanya kekufuran, kamaksiatan, kedzoliman, serta kesesatan itu tak kunjung habis? Maka jawabnya : hal itu merupakan sebuah sunnatullah (ketetapan bagi Allah) untuk manusia, agar dengannya manusia bisa ber amar ma'ruf nahi mungjar, dengannya manusia mendapatkan pahala kesabaran dan lain sebagainya. Bahkan jika dimuka bumi ini tidak ada seorang pun yang bermaksiat kepada Allah, maka Allah akan mematikan mereka, dan Allah akan menciptakan manusia2 baru sehingga mereka bermaksiat kepada Allah, lalu meminta ampun kepada Allah, dan Allah mengampuninya.
- Hendaknya manusia senantiasa meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan, karena manusia itu sangat lemah sebagaimana dalam ayat : وخلق الإنسان ضعيفا
dan karena sangat lemahnya bahkan manusia tidak bisa melihat kepada setan, sedangkan setan bisa melihatnya, maka alangkah baiknya meminta kepada Allah yang mana Allah bisa melihat setan, sedangkan setan tidak bisa melihat kepada Allah SWT.
- Tidak ada anjuran bagi manusia untuk menjauhi seluruh hawa nafsu, karena manusia masih membutuhkan hawa nafsu dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi yang benar adalah hendaknya menuruti sebagian hawa nafsu yang sesuai dengan akal dan agamanya dan menjauhi hawa nafsu yang lain yang bertentangan dengan akal dan agamanya. Oleh sebab itu Allah memberikan gambaran cara menyikapi amarah dengan kata mengendalikan, bukan menghilangkan, seperti dalam ayat :
والكاظمين الغيظ ..... الأية
Artinya : "dan orang-orang yang menahan amarahnya".
dan disebutkan pula dalam ayat :
والذين هم لفروجهم حافظون الا على ازواجهم.....الاية
Artinya: " dan orang-orang yang menjaga kemaluan mereka (dari perbuatan maksiat) kecuali terhadap pasangannya.

Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat.
(www.darulihya.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages