HAKIKAT TAWADDHU' (RENDAH DIRI) - Darul Ihya' Liulumiddin

Darul Ihya' Liulumiddin

Pondok Pesantren Darul Ihya Liulumiddin

Post Top Ad

HAKIKAT TAWADDHU' (RENDAH DIRI)

HAKIKAT TAWADDHU' (RENDAH DIRI)

Share This
Ulasan Pengajian Al Hikam
Hari/ Tanggal : Jum'at, 26 Jumadal Tsani 1438 H/ 24 Maret 2017 M
Oleh : Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf

   
من أثبت لنفسه تواضعا فهو المتكبر حقا إذ ليس التواضع إلا عن رفعة فمتى أثبتَّ لنفسك تواضعا فأنت المتكبر حقا
Artinya : "Siapa yang merasa dirinya tawadhu', berarti dia benar-benar sombong, sebab tidak ada tawaddhu' kecuali orang itu tidak merasa tinggi dan mulia, maka jika engkau mengaku bahwa dirimu tawaddhu', maka sebenarnya engkau adalah orang yang sombong."
- Banyak orang yang salah mengartikan arti daripada tawaddhu' (rendah diri), ketika seseorang merasa bahwa dirinya telah tawaddhu', maka mereka merasa telah melakukan suatu kebaikan, padahal hakikatnya jka seseorang melakukan hal itu maka dia telah menjadi orang yang sombong dengan sebenar-benarnya.
- Adapaun yang sering kita baca dalam kitab-kitab atau kita dengar dari ceramah-ceramah tentang sifat para Ulama' bahwa mereka sangat tawaddhu', maka sesungguhnya mereka para Ulama' bersifat tawaddhu' tanpa merasa bahwa dirinya merasakan hal itu.
- Dalam ilmu sorof disebutkan ada bab yang namanya تفاعل yang berarti pura-pura, maka dalam hal ini sifat tawaddhu' (تواضع) asli ma'nanya adalah pura-pura rendah diri, adapun sifat tawaddhu' dari para Ulama' yang mana sifat itu memang asli tanpa mereka buat-buat itu dinamakan sifat ضعة
- Dikatakan oleh para Ulama' bahwasannnya tawaddhu' menurut para ahli tauhid adalah kesombongan.
- Arti asal daripada sifat tawaddhu' yaitu : merasanya seseorang memiliki sesuatu pada dirinya, kemudian dia berusaha menutupinya (padahal sebenarnya dia merasa pantas).
- Berkata Abu Sulaiman Addaroni : "Jika seseorang berusaha berkata-kata tentangku, maka sesuungguhnya aku lebih jelek daripada apa yang mereka perkirakan."
- Pernah ada seseorang yang datang kepada Imam Syibli, lalu ditanya oleh Imam Syibli "siapa engkau?" maka dijawab "saya adalah titik di atas huruf ba' (merasa bahwa dirinya bukan siapa-siapa)". Mendengar akan hal itu Imam Syibli berkata "berarti engkau masih menganggap dirimu ada walaupun hanyna berupa sebuah titik dibawah huruf ba' (perkataan aslinya : "mengapa engkau masih menyisakan dirimu?").
- Termasuk sifat ضعة Imam Ali Zainal Abidin yang mana Beliau cicit langsung daripada Rasulullah SAW, bahkan beliau sholat dalam setiap malamnya sebanyak 1000 rokaat, beliau pernah dikata-katai oleh seseorang lalu beliau menjawab "jika benar apa yang kau ucapkan kepadaku, maka mudah-mudahan saya dimaafkan oleh Allah, dan jika salah apa yang kau ucapkan kepadaku, maka mudah-mudahan engkau dimaafkan oleh Allah."
- Pernah di lain waktu beliau juga dalam hal demikian, lalu Beliau menjawab "Sesungguhnya kejelekanku melebihi daripada apa yang telah kau katakan kepadaku (maksudnya sesungguhnya masih banyak kejelekan yang ditutupi Allah kepadaku).

Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat.
(www.darulihya.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages