"Sedih karena tidak bisa melakukan suatu ketaatan disertai rasa malas untuk melakukannya, itu adalah suatu tanda bahwa orang itu tertipu oleh syaitan."
Yang dimaksud dalam kata hikmah ini adalah jika seorang yang merasa sedih dan menyesal karena ketinggalan amal yang baik, tetapi kita lihat orang tersebut tidak ada niat dan samangat untuk mengejar kekurangannya itu, maka ini suatu tanda bahwa ia dipermainkan oleh setan.
Hal seperti ini sering dialami orang dengan menampakkan kesedihan, menangis tetapi tidak ada rasa bersemangat untuk menutupi kekurangannya itu. Maka tangisan dan kesedihannya itu hanya sia-sia belaka, karena kalau dia benar-benar menyesal dan sedih, maka ia akan bengkit untuk beribadah kepada Allah dan mengejar kekurangannya.
Kesedihan itu dibagi menjadi tiga bagian:
- حُزْنُ الكَاذِبٍيْنَ (kesedihan orang-orang yang bodoh), yaitu kesedihan dengan rasa penyesalan dan rasa sedih karena banyak amal-amal yang ketinggalan. Akan tetapi dirinya tidak bangkit dan tidak bersemangat untuk beribadah dan mengejar kekurangannya itu.
- حُزْنُ الصَادِقِيْنَ (kesedihan orang-orang yang benar), yaitu kesedihan yang dapat membangkitkan orang untuk bersungguh-sungguh beribadah dan mengejar kekurangan.
- حُزْنُ الصِّدِّيْقِيْنَ السَّائِرِيْنَ (kesedihan orang-orang yang shiddiq yang berjalan kepada Allah), yaitu kesedihan dikarenakan kehilangan waktu yang tidak diisi dengan dzikir kepada Allah, yang ia anggap sebagai kelalaian, condong kepada keinginan / nafsu syahwatnya yang terlintas di dalam hati.
Adapun jika ada kesedihannya seseorang itu benar, maka kesedihan itu akan membangkitkan orang itu untuk bersemangat dalam beribadah dan beramal taat dalam segala keadaan, sebagaimana yang dikatakan oleh Syeikh Abu Ali Ad-Daqqaq: "Orang yang sedih dapat menempuh jalan kepada Allah SWT dalam tempo sebulan yang tidak bisa ditempuh oleh yang tidak sedih dalam beberapa tahun."
إنَّ اللّه
يُحِبُّ كُلَّ قَلْبٍ حَزِيْنٍ
نِعْمَتَانِ
مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مَنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Tapi Syeikh Ibnu Athoillah beliau menjelaskan bahwa jika ada seseorang menangis karena ketinggalan suatu ibadah tapi dia tidak ada usaha dan keinginan untuk melakukan ibadah, tidak ada gerakan untuk berubah dan tidak menambah dalam ibadahnya, maka dia telah tertipu oleh setan.
Dan jika seseorang bersedih karena melakukan maksiat tapi setelah itu dia tidak mempunyai keinginan dan usaha untuk berubah, masih tetap saja maksiat, maka jangan-jangan ini istidroj dari Allah SWT, yaitu tipu daya Allah kepada hambanya. (A.MTHR)
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat. https://t.me/darulihya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar