"Janganlah engkau merasa gembira dengan amal ibadahmu kerena engkau merasa amal ibadah itu timbul dari dirimu, tetapi bergembiralah karena amal ibadah itu timbul dari Allah kepadamu, katakanlah dengan keutamaan / karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dengan itulah hendaknya mereka gembira. Itu lebih baik daripada yang mereka kumpulkan"
Orang yang senang / merasa bangga ketika dia beribadah ini boleh, dan dianjurkan. Maksudnya bangga dengan ibadah nya itu bangga /senang karena ini pemberian Allah, berarti Allah cinta dan ridho kepadanya, bukan karena dirinya sendiri.
Bangga itu ada dua:
1.Bangga yang pertama adalah seseorang melakukan ibadah / ketaatan, kemudian dia merasa senang dan bangga, karena ibadah yang dilakukan itu adalah sebuah petunjuk /pemberian dari Allah.Maka bangga seperti ini yang sangat dianjurkan.
2.Bangga yang kedua adalah seseorang melakukan ibadah /ketaatan, kemudian dia merasa senang dan bangga karena ibadah yang dilakukannya adalah karena dirinya sendiri. Maka bangga seperti ini yang tidak boleh dan tercela.
Jika seseorang merasa senang ketika berbuat taat /beribadah dan dia merasa sedih /menyesal ketika bermaksiat, maka ini orang yang beriman.
Seperti Nabi Sulaiman, beliau adalah orang terkaya didunia ini tidak ada yang lebih kaya setelah nya tapi beliau beriman. Walaupun beliau kaya tapi beliau mengatakan: "هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي" (ini dari karunia tuhanku). Dan lawannya Nabi Sulaiman adalah Qarun (orang yang kaya raya juga) tapi dia tidak beriman karena dia mengatakan "ini karena dari ilmu ku."
Orang yang beribadah itu ada beberapa golongan:
Pertama, golongan yang bergembira dengan taat karena mengharap kenikmatan dan menolak siksa yang pedih. Mereka memandang amal ketaatan timbul dari mereka dan untuk keuntungan mereka. Mereka belum keluar dari daya kekuatan mereka, karena mereka merasa semua itu dari hasil usaha dan karya mereka sendiri. Mereka ini adalah golongan ُإِيَّاكَ نَعْبُد (hanya kepada-Mu kami menyembah).
Kedua, golangan yang bergembira dengan amal ketaatan karena amal itu sebagai tanda keridhoan Allah dan tanda diterima oleh Allah. Mereka punya perasaan bahwa taat dan ibadah itu sebagai sebab yang mendekatkan diri kepada Allah. Amal ketaatan itu adalah dari Allah Yang Maha Pemurah dan merupakan kendaraan yang bisa membawa ke hadirat anna'im (kenikmatan-kenikmatan). Mereka tidak melihat bahwa amal itu dari dirinya, tetapi dari takdir Allah dan kehendak-Nya. Ini adalah golangan وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْن (hanya pada-Mu kami meminta pertolangan). Maka, bila engkau melakukan amal kebaikan, janganlah engkau bergimbira sebab itu timbul darimu,sehingga dengan begitu engkau menjadi musyrik (menyekutukan Allah). Dalam hatimu timbul ujub (bangga diri) yang bisa menghapus pahala amalmu. ini disebut syirik khofi (samar). padahal Allah tidak butuh kepadamu dan amalamu. Allah tidak memerlukan orang yang beribadah kepada-Nya.
وَمَنْ جَاهَدَ
فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ
“Barang siapa yang berusaha, maka ia berusaha untuk
dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah tidak butuh terhadap seluruh alam.”
Di dalam hadits Qudsi juga disebutkan.
لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَاَخِرَكُمْ وَاِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى
أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا زَادَ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئًا
“Andaikan orang-orang terdahulu dari kamu
dan yang terakhir dan manusia dan jin semuanya dijadikan satu hati orang yang
paling bertakwa kepada Allah, maka hal itu tidak menambah kerajaan-Ku sedikit pun.”
Begitu pula sebaliknya, bila semua orang dari
terdahulu sampai orang yang terakhir dan manusia dan jin semuanya di jadikan
satu semuanya bermaksiat kepada Allah, maka tidak mengurangi kebesaran
kerajaan-Nya.
Oleh karena itu, bergembiralah karena amal ketaatan
itu merupakan hadiah dari Allah yang dikaruniakan kepadamu. Kita harus
kembalikan semua kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya karena semua itu berkat
karunia dan rahmat Allah. (Santri Darul Ihya')
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat. https://t.me/darulihya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar