AMAL BAIK KARENA HATINYA BAIK

AMAL BAIK KARENA HATINYA BAIK

Share This


Ulasan Pengajian Al Hikam
Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 25 Dzul Qo'dah 1441 H - 17 Juli 2020 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf


"Tidak dianggap sedikit amal perbuatan yang dilakukan oleh orang yang berhati zuhud dan tidak dianggap banyak amal perbuatan yang dilakukan oleh orang yang tamak terhadap dunia"


          YANG dimaksud dengan Husnul Amal (bagusnya amal) adalah amal yang dilakukan lengkap dengan syarat-syarat dan adab ubudiyah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, dan bukan karena untuk mendapatkan keuntungan yang segera dan bukan untuk meraih pahala yang ditunda.
          Yang dimaksud dengan Husnul Ahwal (kebagusan keadaan hati) ialah keadaannya selamat dari cacat dan dakwaan-dakwaan yang hampir menyerupai kebenaran.
          Yang dimaksud dengan  At-tahaqquq fi maqomatil inzal (mengosongkan kedudukan pada maqomat) ialah penerimaan hati terhadap ilmu makrifat yang diturunkan oleh Allah sehingga hati itu bersih dari keraguan.
          Tiga hal yang disebutkan  di atas saling memerlukan antara yang satu dengan yang lain. Jadi, amal yang baik timbul dari hati yang baik. Sedangkan hati menjadi baik dikarenakan ilmu dan makrifat yang diturunkan oleh Allah kepada hati itu. Inilah yang dikatakan oleh Imam Abu Hamid Al-Ghazali: "setiap maqom dari maqom yaqin membutuhkan ilmu, hal dan amal. Ilmu menghasilkan hal. Hal mebuahkan amal".
          Ilmu dan makrifah atau hidayah yang diturunkan oleh Allah ke dalam hati manusia menjadikan hati itu baik. Hilanglah dari hati itu segala penyakit dan cacat. Apabila hati itu sudah baik, maka akan tampak hal-hal yang baik pada anggota badannya. Hatilah yang menggerakkan anggota badan untuk giat beribadah kepada Allah. Sebab, semua anggota badan tunduk pada perintah hati. Hati bagaikan raja sedangkan anggota badan adalah bala tentaranya.
          Al-Bushiri barkata:
 وإذا حلّت الهداية قلباً  *  نشطتْ للعبدةِ اللأعْضَاءِ
Apabila hidayah turun ke dalam hati, maka anggota badan akan giat beribadah 
          Walhasil, pergerakan anggota badan yang dhahir menunjukkan kebaikan atau kerusakan hati sebagaimana diucapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, "sesungguhya di jasad manusia ada segumpal daging, kalau ia baik maka baiklah seluruh badan. Kalau ia rusak maka rusaklah seluruh badan. Itulah hati." 
          Contohnya, apabila hati seseorang benar-benar zuhud dan itu sudah menjadi Hal dan Maqom pada hati itu, maka tampaklah pada anggota badannya kepercayaan kepada Allah dan bergantung kepada-Nya dan kurang bergerak mencari sebab-sebab. Orang tersebut berbeda dengan manusia lainnya. Keindahan hatinya tampak pada anggota badannya. Ia tidak rakus lagi kepada dunia seperti yang lain. Ia selalu percaya dan tawakal kepada Allah.
          Ini karena sabda Rasulullah Shallallu "alaihi wa sallam:

َليس الزّهد بِتحريمِ الحلالِ ولا بِإِضاعةِ المالِ إنّما الزّهد أن تكونَ بما في يدِ اللهِ أَوْثَقَ مِمَّا في يَدِك

"Bukanlah zuhud itu dengan mengharamkan yang halal, dan bukan dengan menyia-nyiakan harta benda. Zuhud itu ialah apabila ada yang di tangan (kekuasaan) Allah lebih engkau percayai dari pada yang ada ditanganmu." ( H.R. Turmudzi dan Ibnu Majah ). (FN) 


Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages