PENGARUH HUBUNGAN ULAMA' DAN PEMIMPIN

PENGARUH HUBUNGAN ULAMA' DAN PEMIMPIN

Share This

 



          Sebuah negara bisa menjadi baik atau buruk itu tergantung kepada hubungan kerjasama antara pemimpin dan para ulama' yang ada didalam negara tersebut, sebagaimana dalam hadits"

صِنْفَانِ مِن أُمَّتِي إذا صَلَحُوا صَلَحَ النّاس, وإذا فَسَدُوا فَسَدَ النّاس: الأُمَرَاء والعلماء

"Ada dua golongan dari umatku, jika mereka benar/baik maka akan benar/baik juga manusia, dan jika mereka buruk maka akan buruk juga manusia: mereka adalah para pemerintah/pejabat dan ulama'."

          Dari Hudzaifah bin Al-Yaman, beliau berkata:

     "Banyak orang yang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengenai kebaikan, tapi aku bertanya mengenai keburukan karena aku takut, dan untuk menyadarkanku. Maka aku berkata: 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami sebelumnya dalam keadaan jahiliah dan keburukan, kemudian Allah mendatangkan kepada kami kebaikan. Apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?' Rasulullah menjawab: 'Iya.' Kemudian aku berkata: 'Maka, apakah setelah keburukan tersebut akan ada kebaikan?' Rasulullah menjawab: 'Iya, tapi didalamnya masih ada kejelekan.' Kemudian aku bertanya: 'Dan apa kejelekannya?' Rasulullah menjawab: 'Kaum yang melakukan sunnah tapi bukan sunnah ku, dan mengikuti petunjuk selain petunjukku, dan mereka mengetahui tapi mereka mengingkarinya." Aku berkata: 'Apakah setelah kebaikan tersebut akan ada keburukan?' Rasulullah menjawab: 'Iya, yaitu seorang da'i yang mengajak kepada pintu Jahannam. Barang siapa yang mengikuti ajakan mereka maka mereka akan dilemparkan ke neraka.'"

          Dan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: 

     "Yang aku khawatirkan atas umatku adalah setiap orang munafik yang pandai berbicara, tidak terjadi kiamat sampai ada atas mereka pemimpin yang bohong, dan menteri yang rusak, dan saudara yang khianat, dan arifin yang dzolim, dan orang alim yang fasik, dan orang ahli ibadah yang bodoh."

          Imam Ja'far As-Shodiq, beliau berkata:

     "Ulama' itu pemegang amant para Rasul, selama mereka tidak berkumpul dengan para pejabat, dan selama tidak sibuk urusan dunia. Jika mereka berkumpul dengan para pejabat dan sibuk urusan dunia, maka mereka telah berkhianat kepada Allah, dan Jauhilah mereka juga berhati-hatilah dengan mereka."

          Al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf, beliau menjelasakan:

     Maksud dari ulama' yang berkumpul dengan para penjabat adalah jika mereka datang tanpa diundang, tapi ulama' yang menemui penjabat karena diundang dan urusan itu tidak salah.

     Karena ulama' yang menolak undangan dari pejabat adalah bid'ah, dan ulama' yang datang tanpa diundang adalah pencuri, dengan arti meminta harta.

          Ulama' ada tiga permisalan:

  1.    Ulama' yang seperti matahari: mereka menerangi yang lain dan dirinya juga bersinar terang.         Dengan arti bahwa dia memberi manfaat kepada orang lain dan juga dirinya.
  2.    Ulama' yang seperti lilin: mereka menerangi yang lain tapi menghancurkan dirinya.
  3.    Ulama' yang gelap: mereka berada dalam kegelapan dan memberi kegalapan kepada orang lain. Dengan arti dia merugikan dirinya dan juga merugikan orang lain. Ini yang paling bahaya dan yang peling rendah.



Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages