KEADAAN RAKYAT TERGANTUNG KEPALANYA

KEADAAN RAKYAT TERGANTUNG KEPALANYA

Share This

 


Ulasan Pengajian Al-Manhajussawi

Hari/ Tanggal : Malam Selasa, tanggal 20 Rajab 1443 H - 21 Februari 2022 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf


          Di zaman sekarang ini sangat sulit untuk menemukan ulama' yang benar-benar membawa kebenaran tanpa ada keinginan dunia, di sebabkan banyaknya orang-orang yang merasa alim, dan melakukannya bukan mengharap balasan mahal, tapi mengaharap balasan yang murah yaitu mengaharap dunia dan kedudukan yang tinggi disisi rakyatnya.

          Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:

     "Aku mengkhawatirkan atas kalian dari yang lebih berbahaya dari Dajjal." Lalu di katakan: "Siapa dia Wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Ulama' Su' (yang jahat)". Disebutkan oleh Al-Imam Ghozali dalam kitab ((Al-Bidayah)).

          Di dalam kitab ((Tatsbit Al-Fu'ad)), mengkutip dari perkataan Al-Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad:

     "Sesungguhnya, rusaknya manusia dalam perkara agama tidak lain karena ulama'nya. Akan tetapi, tidak mungkin terjadi jika ulama'nya rusak terlebih dahulu, dan tidak mungkin rusaknya negara kecuali karena pemerintah. Akan tetapi, tidak akan terjadi kalau pemerintahnya rusak terlebih dahulu. Dengan rusaknya ulama' maka rusaklah agama, dan dengan rusaknya pemerintah maka rusaklah dunia. Karena sungguh kuatnya satu perkara/organisasi itu didapatkan dari ketua-ketuanya : Hancurnya agama disebabkan orang ahli agama, dan rusaknya dunia disebabkan orang ahli dunia. Jika kepalanya berubah/rusak, maka rakyatnya juga berubah/rusak."

          Rusaknya manusia dalam hal agama disebabkan ulama' yang rusak terlebih dahulu, dan rusak dalam urusan dunia disebabkan pemerintah yang rusak terlebih dulu. Maka semuanya tergantung kepada-kepalanya, jika pemimpin rusak maka pengikutnya juga akan rusak.

          Sayyidina Umar bin Khattab R.A beliau berkata:

     "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan adalah umat orang munafik yang alim." Mereka berkata: "Bagaimana mungkin ada orang munafik yang alim?" beliau menjawab: "Mereka alim dalam berbicara tapi bodoh hati dan amalnya."

          Sayyidina Ali bin Abi Tholib berkata: 

     "Mematahkan punggungku dua orang: Orang yang alim tapi fasik, dan orang bodoh yang merasa dirinya ahli ibadah."

          Sholeh Al-Murriy berkata:

     "Berhati-hatilah dalam mendekati orang alim yang cinta dunia, dikhawatirkan engkau terkena fitnah mereka, dan kata-kata manis mereka, dan pujian terhadap ilmu mereka, dan ahli ilmu mereka dengan tanpa mengamalkan ilmu."

          Kemudian Sholeh Al-Murriy berkata juga:

     "Terkadang ilmunya orang alim itu bisa menambah dekat dengan neraka, maka tidak seharusnya seseorang merasa senang dengan ilmunya, kecuali setelah melewati jembatan shiroth. Kemudian disana dian akan mengetahui hakikat ilmunya: ilmu itu menguntungkan atau merugikan baginya."

 


Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages