PERBUATAN MAKSIAT YANG LEBIH BAIK DARI AMAL TAAT

PERBUATAN MAKSIAT YANG LEBIH BAIK DARI AMAL TAAT

Share This

 




Ulasan Pengajian Al-Hikam

Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 12 Jumadal Ula 1443 H - 17 Desember 2021 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf


Maksiat (dosa) yang menimbulkan rasa hina diri dan rasa butuh kepada rahmat Allah itu lebih baik daripada ketaatan yang menimbulkan rasa bangga diri dan rasa besar diri.

          Kata hikmah ini menjelaskan bahwa seseorang walaupun maksiat tapi punya sifat ubudiyyah (merasa hamba), merasa sangat hina, merasa sangat jelek, merasa butuh kepada Allah, maka dia bisa sampai kepada Allah. Dan tidak bisa seseorang sampai kepada Allah dengan sifat sombong, bangga diri, besar diri walaupun dia taat dan sering beribadah.

          Yang dipandang dan dilihat oleh Allah adalah hati, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

إِنَّ اللهَ لَايَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وِلَا إِلَى أَعْمَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ

     "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentukmu dan amal perbuatanmu, tetapi Allah melihat kepada hatimu (niat dan keikhlasan)."

          Al-Imam Hasrits Al-Muhasibi mengatakan :"Sesungguhnya Allah menghendaki kepada hamba-hamba-Nya adalah hati mereka. Maka jika orang alim atau ahli ibadah itu sombong, kemudian sebaliknya jika orang yang bodoh atau orang yang bermaksiat itu merasa rendah diri dan takut kepada Allah, maka orang yang bodoh atau orang yang bermaksiat itu lebih taat dengan hatinya kepada Allah daripada orang yang alim atau ahli ibadah."

         Orang yang bermaksiat kemudian menyesal, merasa rendah diri dan bertaubat lebih baik daripada orang yang beramal taat tetapi sombong, kerena orang tersebut diampuni dosanya oleh Allah dan perbuatan jeleknya diganti menjadi perbuatan baik sehingga melebihi dari orang yang taat. Orang yang seperti ini tetap digolongkan sebagai orang yang muttaqin, meskipun jatuh ke dalam maksiat.

          Sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Qur'an:

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

  "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaiton, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya." (QS. Al-A'raf: 201)

     Sayyidi Abu Madyan berkata:

إنْكِسَارُ الْعَاصِى خَيْرٌ مِنْ صَوْلَةِ الْمُطِيْعِ

   "Perasaan rendah diri dari orang yang bermaksiat lebih baik daripada kesombongan orang yang taat"

          Tapi, jangan disangka semua maksiat itu mendatangkan sifat ubudiyyah (merasa hamba), rasa hina diri, dan rasa butuh kepada Allah. Kadang-kadang ada juga meksiat yang justru membuat dia sombong, ada yang bangga dengan maksiatnya. Maka ini perlu dibedakan, maksiat yang mendatangkan hina diri dan rendah diri ini diberi istilah maksiat yang mendatangkan kebaikan dan meksiatnya orang fasik. Jadi ada perbedaan, jangan salah faham tidak semua maksiat bisa mendatangkan rengah hati dan hina diri.

          Maksiat yang bisa mendatangkan kebaikan (bisa membuat orang menjadi rendah diri) itu maksiatnya tidak disengaja atau tidak direncanakan. Tapi jika maksiat yang sudah direncanakan atau disengaja itu jauh sekali dari kata Ubudiyyah (merasa hamba/rendah). Bagaimana bisa dikatakan ubudiyyah jika dengan sengaja mengatur strategi untuk melanggar, berencana untuk bermaksiat? Ini menentang Allah, bukan terpeleset / keceplosan.

          Jadi disini jika ada orang yang maksiat terjadinya tiba-tiba tanpa disengaja, tiba-tiba dia dihadapkan dengan maksiat / syahwat kemudian dia kalah dengan nafsunya dan jatuh dalam dosa, maka ini bisa jadi maksiatnya membawa kepada kebaikan, bisa mendatangkan rendah hati dan hina dari.

          Cara supaya merendahkan hati, supaya tawadhu' itu dengan membuat gerakan-gerakan, perilaku-perilaku, perbuatan-perbuatan yang membuat hati rendah, membuat hati tawadhu' yaitu dengan menata sandal, mencium tangan, mengelus kepala anak yatim, dan perbuatan yang lainnya. Sholat itu gerakannya suapaya merendahkan hati, membuat hati tidak sombong, tapi jika sholat tidak membuat tawadhu', tidak membuat hati rendah, maka sholatnya, ibadahnya sia-sia, percuma akan mendapat murka Allah. (ibn_muhammad.7)



Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages