CELAKA TIDAK MENGERTI SIFAT PARA SALAF

CELAKA TIDAK MENGERTI SIFAT PARA SALAF

Share This

 




          Zaman sekarang penuh dengan berbagai ulama'. Sedangkan ulama' itu ada ulama' akhirat dan ulama' dunia. Kita perlu mengetahui perdedaan antara keduanya dengan mengetahui sifat-sifat  para salaf dahulu, agar kita tidak tertipu dengan ulama' dunia, dan selamat dari jalan yang sesat.

     Qodhi Iyyadh beliau berkata:

"Imam Abu Hanifah terkenal dengan kewara'annya dan  kesabarannya ketika mengajarkan ilmu pada malam dan siang hari. Dan beliau banyak diam juga sedikit berbicara, sampai diberi pertanyaan tentang halal dan haram, maka beliau mulai berbicara. Beliau lari dari peajabat."

          Dikisahkan, bahwa Imam Abu Hanifah pernah ditawari untuk menjadi seorang qodhi. Tapi beliau menolaknya walaupun dipaksa, sehingga beliau dimasukkan penjara dan dicambuk. Bahkan dalam sebuah riwayat beliau meninggal di penjara. Ketika muridnya mendengar demikian tersebut, mereka berkata:

 "Mengapa harus seperti itu, hanya tinggal bilang iya?" Maka Imam Abu Hanifah menjawab:

 "Cambukan di dunia itu lebih baik daripada cambukan di akhirat."

     Zafir bin Sulaiman berkata:

"Imam Abu Hanifah menghidupkan malamnya dengan mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu rakaat."

     Ibnu Al-Mubarak, bercerita: 

"Ketika aku bersama Imam Malik saat beliau mengeluarkan suatu hadits, beliau disengat kalajengking sebanyak enam belas kali, sampai berubah warna wajah beliau, dan menguning, tapi beliau tetap tidak memutus hadits Rasulullah SAW. Ketika majelis telah selesai, aku berkata kepada Imam Malik: 'Wahai Abu Abdillah, aku melihatmu tidak seperti biasanya.' Maka Imam Malik menjawab: 'iya, aku telah disengat kalajengking sebanyak enam belas kali, tapi aku sabar karena menghormati hadits Rasulullah SAW.'"

     Imam Syafi'i R.A membagi malamnya menjadi tiga bagian:

Bagian yang pertama untuk menulis.

Bagian yang kedua untuk sholat.

Bagian yang ketiga untuk tidur.

          Imam Syafi'i mengkhatamkan Al-Qur'an satu kali dalam sehari, dan ketika Ramadhan beliau mengkhatamkan sebanyak enam puluh kali. Maka, Imam Syafi'i selama Ramadhan telah  mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak dua kali dalam sehari.

     Imam Syafi'i berkata:

"Aku tidak pernah berbohong, dan aku tidak pernah bersumpah dengan nama Allah SWT, baik aku dalam keadaan benar atau salah."

imam Syafi'i  berkata :

"Dan aku tidak pernah meninggalkan mandi sebelum jum'at, baik dalam keadaan dingin atau bepergian, atau dalam keadaan apapun."

     Imam Syafi'i berkata:

"Aku tidak pernah kenyang selama enam belas tahun, karena kenyang bisa memberatkan badan, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, membuat tidur, melemahkan diri dari beribadah."

          Seorang ulama' akhirat juga memiliki hati yang bersih dari keinginan-keinginan dunia, dan memiliki sifat yang dermawan.

          Termasuk tanda kebersihan hati dari dunia dengan tampaknya sifat kedermawan dalam diri seseorang. Sedangkan tanda di hati sedeorang terdapat dunia adalah tampaknya sifat kikir dalam dirinya.

     Disebutkan dalam hadits:

إنَّ أَبْدَالَ أُمَّتِي لَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ بِكَثْرَةِ صَلَاةٍ وَلَا صِيَامٍ بَلْ بِسَخَاوَةِ النُّفُوْسِ وَسَلَامَةِ الصُّدُوْرِ وَالرَّحْمَةِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

   "Sesungguhnya wali-wali abdal dalam umatku, mereka masuk surga bukan karena banyaknya sholat dan puasa, tapi dengan kedermawanan dan keselamatan hati dan pengasih kepada semua orang muslim."  (MIZDN)



Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages