Ulasan Pengajian Al-Manhajussawi
Seperti yang kita ketahui sekarang ini, bahwa kita berada dalam perkembangan zaman, dengan kata lain telah banyak yang berubah, baik itu dalam bentuk benda, contohnya alat atau dalam bentuk kebiasaan hidup contohnya adat, budaya atau permisalan lainnya.
Begitu juga dengan kitab, beberapa kitab sekarang telah berubah, baikpun itu dari bentuknya, isinya, atau penjelasannya. Dengan arti, kitab yang sekarang itu lebih ringkas dan bahkan ada terjemahannya. Akan tetapi itu tidak menunjukkan bahwa sesuatu yang baru itu lebih baik daripada sebelumnya.
Al-Habib Al-Imam Ahmad bin Hasan Al-Atthos, beliau sering menganjurkan untuk memperbanyak kitab para salaf dan melazimi dalam membacanya, dan beliau berkata: "Sesungguhnya didalam kitab-kitab salaf itu terdapat cahaya, berkah dan ilmu, sedangkan disisi lain setan menggoda manusia untuk sibuk dengan kitab-kitab yang baru agar berpaling dari demikian itu, daripada kebaikan dan berkah, dan setan tidak menginginkan mereka mendapatkan ilmu."
Karena sesungguhnya setan itu mengetahui bahwasannya apabila mereka kembali atas kitab-kitab salaf maka mereka akan menghasilkan ilmu dan amal. Dan tugas setan juga adalah untuk menutupi kebaikan sehingga terlihat menjadi buruk dan menghiasi keburukan sehingga terlihat menjadi baik.
Beliau (Habib Ahmad Al-Atthos) juga berkata: "Orang yang ingin maju, maka hendaknya dia mempelajari kitab-kitab orang terdahulu (salaf) dan barang siapa yang ingin mundur maka hendaknya dia mempelajari kitab-kitab orang terakhir (kholaf / orang-orang sekarang)."
Dan beliau (Habib Ahmad Al-Atthos) juga berkata: "Jika sebagian manusia meninggalkan daripada kitab-kitab salaf, kitab orang-orang terdahulu didalam fiqih atau selainnya, maka dia termasuk orang-orang yang dihalangi kebaikan, dan mengikuti hawa nafsu."
Maka, hendaknya bagi pencari ilmu untuk memakai kitab salaf, karena penuh dengan berkah, manfaat, dan ilmu-ilmu orang terdahulu, yang dulunya sangat semangat dalam mencari ilmu. Dan orang-orang terdahulu itu mendapat ilmunya langsung dari orang-orang yang alim dan mulia yang memiliki sanad belajar sampai ke Rasulullah SAW.
Karena jika seorang pencari ilmu menggunakan kitab kholaf (baru) yang berharokat, dan ada terjemahnya, itu akan membuat seorang pencari ilmu malas dalam mendalami ilmu nahwu, dan kurang dalam mengingat mufrodhat bahasa arab, dan kecerdasannya juga akan menurun sebab jarang dipakai untuk berfikir.
Adapun beberapa seorang pengajar itu membawa kitab terjemah, tetapi alasannya bukan untuk lihat arti karena tidak tahu artinya atau malas dalam mengartikan, maka janganlah kalian salah sangka kepada seorang pengajar saat dia membawa kitab terjemahan, karena niatnya untuk mempermudah dalam penyampaian, karena bahasa dalam kitab terjemahan itu sudah diatur agar lebih mudah untuk memahaminya, sehingga saat seorang pengajar menyampaikan suatu ilmu kepada seorang murid dapat difahami dengan mudah. (FRHN)
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat. https://t.me/darulihya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar