CARA MERAIH BUAH AMAL

CARA MERAIH BUAH AMAL

Share This


          Lalu bagaimana caranya agar bisa merasakan buah amal yang berupa kelezatan amal ibadah tersebut? Untuk meraih kemanisan dan kenikmatan beribadah membutuhkan perjuangan.

          "Tidak ada amal kebaikan, kecuali pasti ada rintangan-rintangan yang membutuhkan kesabaran untuk melaluinya. Orang yang menjalankan amal ibadah itu dengan kesabaran akan mendapatkan kesenangan dan kemudahan," kata sebagian arifin.

          Maksudnya, kenikamatan ibadah bisa didapat bila kita mengerjakan ibadah itu dengan penuh kesabaran, dengan niat yang sungguh-sungguh dan membiasakn melakukannya dengan terus menerus.

          Misalnya, orang yang membiasakan diri shalat malam dengan memerangi nafsu dan melawan rintangan-rintangan yang ia hadapi, maka pada akhirnya ia akan merasakan manisnya bertahajud di malam hari. Pada mulanya, ia merasa berat melakukan shalat malam tersebut. Tetapi pada akhirnya, setelah perjuangan yang lama, ia merasa berat untuk meninggalkannya, karena ia telah merasakan manisnya ibadah tersebut. Utbah Al-Ghulum berkata: "Saya melatih diri bangun malam selama dua puluh tahun. Kemudian aku merasakan nikmatnya selama dua puluh tahun kemudian." Begitulah setiap bentuk amal ibadah yang dilakukan dengan terus menerus akan menimbulkan kesenangan yang bisa dirasakan oleh pelakunya.

          Orang yang mencari ilmu pun pada mulanya merasa berat. ia harus dipaksa belajar oleh gurunya atau orang tuanya. Ia diberitugas hafalan dan tugas berat lainnya. Lama-kelamaan, ia mulai menikmati manisnya ilmu. Tanpa disuruh ia akan belajar sendiri. Akhirnya, ilmu menjadi hobi dan kesenangan yang sulit ditinggalkan. Apabila ilmu sudah menjadi kesenangannya berarti ia telah mendapat fath (pembukaan) dari Allah.

          Sebagian orang menganggap bahwa nikmat memecahkan sebuah masalah ilmu seperti kenikmatan memecahkan keperawanan seorang gadis.

          Seorang penyair bersenandung:


          Bila mereka (orang-orang kaya) memecahkan keperawanan gadis-gadis yang cantik

          Maka banyak sekali hikmah-hikmah yang perawan yang kau pecahkan

          Sayyid Alwi Al-Maliki merupakan salah satu orang yang merasakan lezatnya ilmu berkat perjuangannya. Sehingga apabila ia sedang membaca kitab, terik matahari yang menyengat tidak ia hiraukan. Sampai-sampai anak-anaknya yang memperingatkannya agar pindah ke tempat yang teduh. Manisnya ilmu melupakan segalanya.

          Memang, kebiasaan dapat menimbulkan kesenangan yang sulit ditinggalkan. Tidak terbatas pada amal kebaikan saja, kemaksiatan pun bila dibiasakan akan menyenangkan dan berat untuk ditinggalkan. Seperti orang yang pertama kali merokok akan merasa rokoknya itu pahit. Setelah ia menghisapnya dengan terus menerus, maka ia mulai merasakan kenikmatan rokok itu. Rokok yang sebenarnya sangat membahayakan itu terasa manis di lidahnya. Ia telah kecanduan dan sulit meninggalkan kebiasaan buruknya tersebut. Ini berkat kebiasaan.  

          Bila amal kejelekan yang dibiasakan akan menimbulkan kesenangan, maka lebih-lebih lagi amal kebaikan. Kenikmatan yang timbul dari amal ibadah itu sangat terasa. Itu adalah kenikmatan surga yang dipercepat di dunia. Kenikmatan tiada tara yang bersifat abadi. 

          Tsabit Al-Banani berkata: "Aku melatih diri membaca Al-Qur`an selama dua puluh tahun. Lalu aku menikmati Al-Qur`an itu selama dua puluh tahun kemudian."

          Sebagian ulama` berkata: "Aku dulu mengaji Al-Qur`an tetapi tidak merasakan manisnya Al-Qur`an itu. Lalu aku terus membacanya sehingga seakan-akan aku mendengar Rasulullah membacanya di depan sahabatnya. Lalu aku dinaikkan lagi sehingga seakan-akan aku mendengarnya Jibril membacakannya kepada rasulullah. Sekarang, seakan-akan aku mendengarnya langsung dari Allah Yang Maha Berfirman. Di saat itulah aku merasakan kelezatan dan kenikmatan yang tak ada bandingannya."

          Apa yang kami sebut dari kenikmatan  beribadah itu adalah buah amal yang benar, yang istiqomah, ikhlas selamat dari riya` dan pengakuan. Amal yang memenuhi syarat diatas yang akan menimbulkan buah.

          Abu Turrab berkata: "Orang yang sungguh-sungguh beramal ia akan mendapatkan manisnya amal itu sebelum melakukannya. Bila ia ikhlas, maka ia akan merasakan manisnya amal itu ketika sedang melakukannya. Amal yang seperti ini yang diterima dengan karunia Allah." Dalam hadits disebutkan bahwa Allah tidak menerima dari orang yang karena sum`ah dan riya`.

          Imam Hasan berkata: "Carilah kemanisan ibadah dalam tiga perkara. Bila tidak, maka ketahuilah bahwa pintu masih tertutup. Yaitu ketika membaca Al-Qur`an, ketika berdzikir, dan ketika bersujud." Ulama` lain menambahkan dua hal, ketika bangun larut malam dan ketika bershadaqah.(Ilhm)  


 Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages