MENGETAHUI KEDUDUKAN DIRI

MENGETAHUI KEDUDUKAN DIRI

Share This

 

Ulasan Pengajian Al Hikam

Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 12 Sya'ban 1442 H - 26 Maret 2021 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf



        "Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, maka perhatikan dalam bagian apa Allah menempatkanmu."

 

          Seseorang harus mengetahui kedudukan dirinya  di sisi Allah. Apakah dia ditingkatan orang awam, orang ahli thariqah ataukah ahli haqiqah. Apakah ia sedang dimurkai Allah ataukah di ridhoi oleh-Nya. Ia harus selalu mengoreksi dirinya agar ia bisa meningkatkan martabatnya di sisi Allah.

          Manusia itu dijadikan oleh Allah menjadin dua golongan: Pertama, orang yang sengsara di akhirat. Kedua, orang yang bahagia di akhirat. Orang-orang yang bahagia itu dibagi lagi menjadi dua. Ada orang yang dekat dengan Allah dan ada orang yang jauh dari Allah.

          Sebuah tolak ukur (mizan) yang benar untuk mengetahui kedudukan diri tersebut adalah dengan melihat pada keadaan diri pada saat itu. Bila ia dalam keadaan yang dimurkai Allah, berarti Allah murka kepadanya. Namun bila ia dalam keadaan yang diridhoi Allah, maka Allah ridho kepadanya.  

          Maka kita harus mencari tahu, kita ini berada di posisi yang mana (orang yang bahagia/orang yang sengsara). Dan kita harus mengenal diri kita sendiri, mengoreksi diri kita, dan mengakui kejelekan kita, baru bisa mengenal Allah. Misalnya, bila ia sedang berada di majelis ilmu berarti ia di ridhoi Allah. Jika ia berada pada tempat kemaksiatan , maka Allah murka kepada orang tersebut.

          Kita harus mengakui kesalahan kita, mengakui kejelekan kita, juga merasa bahwa diri kita jelek dan bersalah. Dan, ini dianjurkan oleh agama.

          Jika badan kita ingin tenang, ingin sehat, maka hati harus tenang, juga harus refresing, dan caranya hati tenang itu dengan hadir majelis ta`lim, hadir majelis dzikir, maka hati akan tenang dan tentram.

          Jika engkau melihat gurumu dalam keadaan kebaikan terus (guruku bercahaya, guruku pemurah, guruku memiliki karomah, dan hal-hal kebaikan lainnya yang nampak atau ditunjukkan kepada kita), maka engkau termasuk orang yang dekat dengan Allah SWT, karena kita dipertemukan oleh seorang wali dalam keadaan husnudzon kepadanya, maka kita juga mau dijadikan wali oleh Allah SWT. (Amiiin). (Ilhm)



Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages