NIKMAT TETAP WALAU MAKSIAT, JANGAN-JANGAN ISTIDRAJ

NIKMAT TETAP WALAU MAKSIAT, JANGAN-JANGAN ISTIDRAJ

Share This


Ulasan Pengajian Al Hikam

Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 17 Jumadil Ula 1442 H - 01 Januari 2021 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf

 

"Hendaklah engkau merasa takut jika engkau selalu mendapatkan kebaikan-kebaikan dari pada Allah, sedangkan engkau selalu bermaksiat kepada Allah, jangan sampai kenikmatan itu menjadi istidroj bagimu, 'Akan kami tarik mereka secara berangsur-angsur dengan cara yang mereka tidak tahu'."

          Kadang -kadang kenikamatan yang diberikan Allah kepada seseorang itu berupa karomah (kemuliaan) dari Allah. Nabi Sulaiman, Nabi Yusuf, Nabi Muhammad diberi kekayaan sebagai kemuliaan dan mukjizat untuk mendukung dan memperkuat dakwahnya. Para auliya, ulama yang mengamalkan ilmunya juga seperti itu. Mendapat ta'yid  dan karomah berupa kekayaan sehingga tidak butuh kepada orang, tetapi orang butuh kepada ilmunya.

          Kadang-kadang kenikmatan itu berupa imtihan (ujian) bagi orang tersebut. Kenikmatan yang di berikan itu berupa cobaan dan pancingan dari Allah kepada orang itu. Ini yang disebut dengan istidraj dari Allah.

          Seseorang yang tetap dianugrahi berbagai kenikmatan oleh Allah tetapi ia tidak mensyukuri kenikmatan itu, ia tetap dalm maksiat kepada Allah, maka seharusnya ia khawatir bahwa itu istidraj dari Allah.

          Merasa tidak baik itu penting, merasa takut, merasa takut tidak diterima dalam beramal, merasa tidak mempunyai amal ibadah itu juga penting karena jika merasa demikian, maka akan waspada akan jaga-jaga.

          Jika kita merasa takut mati su'ul khatimah, merasa takut tidak ikhlas, merasa takut sombong, merasa takut keras hati, maka kita kan berjaga-jaga /waspada dari hal demikian, kita akan berusaha untuk tidak terjerumus dalam hal demikian.

          Allah kadang menjerumuskan hambanya, membenci hambanya, murka terhadap hambanya dengan cara memberi rezeqi yang lancar padahal hambanya terus bernaksiat, teruss berbuat dosa, supaya hamba itu lupa dengan Allah, tambai lalai kepada Allah, dia merasa dicintai oleh Allah, stelah itu dia dicabut oleh Allah dalam keadaan mati su'ul khatimah. "Na'udzubillahi mindzalik."

          Istidraj termasuk makar (tipuan) dari Allah. "Mereka menipu Allah sedangkan Allah lebih pandai menipu."

          Oleh karena itu, wahai murid, hendaklah engkau tetap kuatir kalau engkau mendapatkan kenikmatan, baik kesehatan, luasnya rezeki, tetapnya rezeki ma'nawi atau bandawi, padahal kamu dalam keadaan maksiat, lupa kepada Allah. Jangan-jangan itu semua istidraj yakni tipu daya dari Allah. Kalau kamu mensyukuri nikmat dari Allah dan dalam ketaatan maka jangan kuatir. Ini tanda kekayaan dan kenikmatan itu sebagai kemuliaan dari Allah untuk membuat kamu masuk surga. (Hbb)


Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                    https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages