MENJAGA AKHLAK DAN ADAB

MENJAGA AKHLAK DAN ADAB

Share This




Ulasan Pengajian Al Hikam

Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 09 Jumadil Akhir 1442 H - 22 Januari 2021 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf

          Umumnya manusia itu menutup aib badannya, lebih-lebih lagi aib jiwanya (kebodohan), karena lebih memalukan aib jiwa jika sampai dikatakan bodah, dan pada umumnya lebih suka dikatakan pintar.

          Jika seseorang mepelajari ilmu sendiri, riyadhoh sendiri, mujahadah nafsnya sendiri tanpa bimbingan seorang guru/ syekh, maka dia akan tersesat, akan keliru ibadahnya walaupun dia sungguh-sungguh. Tapi jika ada seorang syekh/ pembimbing, sesuatu yang kita anggap benar akan disalahkan, diluruskan, dibenarkan dan akan diberi cara-caranya. 

          Seorang guru yang dimaksud adalah guru yang pernah di didik oleh guru-guru sebelumnya sampai sanad gurunya ke Rasulullah SAW. Maka dari itu mencari seorang guru harus yang benar yang pernah didik oleh orang-orang yang benar yang alim, yang tidak menyimpang/ sesat.

          Sebagai seorang murid yang menuju kepada Allah harus memiliki adab kepada Allah SWT.

          Termasuk Adab kepada Allah adalah menjalankan perintah Allah dan menjahui larangan-Nya. Kalau tidak maka ia berarti su'ul adab terhadap Allah.

           Diantara adab para sufi terhadap Allah adalah seperti yang dikatakan oleh Imam As-Sariy As-Saqati:

           "Pada suatu malam aku shalat isya' dan sibuk dengan wiridku. Kakiku aku julurkan menghadap mihrab. Lalu ada suara, 'wahai sari, apakah begitu engkau duduk dengan raja?'. Maka aku tarik kakiku, aku berkata, 'Demi keagungan-Muaku tidak akan mengulurkan kakiku lagi selamanya."

          As-Sariy di didik oleh Allah bagaimana beradab dengan Allah sampai dalam duduknya. Imam Junaid berkata :"Selama enam puluh tahun ia tidak menjulurkan kakinya, baik siap ataupun malam."

          Termasuk su'ul adab (ketidak sopanan) adalah menentang para masyaikh (para guru) dan para wali, tidak menghormati mereka, tidak mau menerima isyarat mereka.

          Rasulullah bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَلَمْ يُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا

"Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang besar kami."

          Para sufi berkata :"Durhaka kepada para guru tidak ada taubatnya." Mereka juga berkata, "Barangsiapa berkata kepada gururnya 'kenapa' maka ia tidak beruntung."

          Su'ul adab dengan Allah, Rasul, auliya, sholihin dan kedua orang tua itu akan menimbulkan hukuman. Karena kebodohannya, banyak masyarakat yang tidak merasa bahwa dia dalam siksaan akibat su'ul adab tersebut. Kesulitan hidup yang tidak kunjung selesai yang dialami seseorang bisa akibat su'ul adab. Ia harus mengoreksi dirinya, apakah ada kesalahan atau perbuatan yang tidak sopan kepada Allah, masyayikh atau kepada kedua orang tua.

          Oleh karena itu, dalam hidup ini kita harus hati-hati, kita harus menjaga akhlak dan kesopanan terhadap Allah, Rasul, orasng tua, Auliya dan sholihin. (A.HDD)


Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                    https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages