MENINGGALKAN PERSELISIHAN DAN PERDEBATAN

MENINGGALKAN PERSELISIHAN DAN PERDEBATAN

Share This

 



Ulasan Pengajian Manhajussawi

Hari/ Tanggal : Selasa (sore), tanggal 24 Rabi'ul Awal 1442 H - 10 November 2020 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf


          Ulama' akhirat itu mereka tidak suka perbebatan dan tidak suka berselisih didalam ilmu. Maksudnya disini bantah membantah saling berdebat, karena "perdebatan itu bisa menimbulkan puluhan penyakit hati" (Al Imam Al Ghozali).

          Orang yang berdebat itu pertama, dia pasti sombong (dia merasa lebih baik dari orang yang diajak debat, merasa lebih pandai), orang yang berdebat itu pasti dia ria (dia ingin dilihat orang lain, bahwa dia pandai dalam ilmu), orang yang berdebat ini biasanya tidak mau ditempat yang sepi sukanya didepan orang lain karena dengan berdebat itu dia juga bisa ria, disitu juga ada sifat ujub, ada sifat merendahkan orang lain, dan perdebatan itu tidak semakin seru kecuali jika kita menghina lawan debat kita, memojokkan lawan debat kita, kita tidak akan menang berdebat. Sedangkan memojokkan lawan berdebat itu berarti menyakiti hatinya, dan banyak lagi penyakit hati yang muncul dalam satu perdebatan.

          Al Imam Syafi'i berkata :"Aku mendengarkan Sufyan bin U'yainah, beliau berkata :"Orang alim yang sebenarnya itu tidak saling menghasut dan tidak saling berselisih, dia hanya fokus menyebarkan ilmu Allah. Jika seaindainya ilmunya diterima dia bersyukur kepada Allah dan jika seaindainya ilmunya dikeritik / ditolak / dihina oleh orang lain dia juga bersyukur kepada Allah."

          Karena tugasnya orang alim itu hanya menyampaikan bukan tugasnya itu memaksakan orang untuk menerima. Makanya Nabi Muhammad S.A.W tetap berdakwah walaupun di tolak, walaupun tidak di dengarkan, beliau sampaikan, kemudian beliau mengatakan:

اَلَّلهُمَّ فَاشْهَدْ فَإِنِّيِ قَدْ بَلَّغْتُ وَمَا عَلَيَّ اِلَّا الْبَلَاغ

Ya Allah saksikanlah, aku sudah menyampaikan, tidak ada kewajiban ku kecuali menyampaikan”.

          Tapi kalau seandainya kita menyampaikan ada yang terima, ada yang mendebat, kemudian kita tidak terima, maka hal ini ada motiv lain dan dorongan lain yaitu berupa kesombongan.

          Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad radiyallahu 'anhu mengatakan:"Termasuk kebiasaan orang-orang pengikut kebenaran, mereka meninggalkan perdebatan. Kalaupun mereka terpaksa berdebat maka hanya dengan satu kalimat saja". Allah SWT berfirman: "Jangan lah engkau berdebat dengan orang ahli kitab kecuali dengan cara terbaik".

          Berkata juga Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad nafa'allahu bih: "Siapa orang yang mengetahui satu ilmu, dan dia menguasai ilmu tersebut, kalau ada orang lain bicara tentang ilmu itu, maka hendaknya dia diam jangan komentar, sehingga dengan hal itu dia menampakkan dirinya".

           Seperti contoh, ada orang yang ahli nahu, faham dan mengusai nahwu di tempat itu juga ada orang membahas tentang nahu, hendaknya di tahan, jangan ikut-ikut bicara. Kenapa?, kalau dia menambahi / mengomentari, dia menampakkan dirinya berarti, maka menonjalkan diri inilah yang tidak disukai oleh para salaf, mereka tau tapi diam. Kenapa?, takut kalu mereka bicara akhirnya menonjol kan diri.

           Maka hal ini penting, dalam segala hal, bukan ilmu saja, usahakan jangan kita melakukan sesuatu yang dapat membuat diri kita menonjol, sehingga nanti kita bisa di puji oleh orang lain. (Mthr)


          

Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                    https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages