MATA HATI MENENTUKAN, HATI MELAKSANAKAN

MATA HATI MENENTUKAN, HATI MELAKSANAKAN

Share This



 Ulasan Pengajian Al Hikam

Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 21 Shafar 1442 - 09 Oktober 2020 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf

"Cahaya adalah yang menerangi, mata hati yang mentukan, sedangkan hati adalah yang melaksanakan atau menolak"


          Fungsinya cahaya itu adalah menerangi sesuatu sahingga tanpak di mata kita,  tampak bagi kita mana yang baik dan mana yang buruk, setelah itu barulah mata hati yang menentukan ini yang bermanfaat dan ini yang bermudhorot, dan setelah itu hati yang bertugas untuk mendekati / menerima yang baik dan menjauh / menolak yang buruk.

          Cahaya ini sangat penting karena tanpa ada cahaya kita tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk, apalagi menetukan atau mendekati tidak akan bisa. Bahkan bisa-bisa yang buruk kita anggap baik dan kita dekati karena tidak adanya cahaya. Jika tidak ada cahaya maka fatal dan berbahaya. 

          Cahaya itu bisa bertambah dan bisa berkurang sehingga cahaya itu memiliki peranan yang sangat penting di dalam diri kita.

          Seseorang yang hatinya gelap diumpamakan seperti seseorang yang masuk ke rumah yang gelap tidak ada penerangannya yang disitu terdapat kalajengking, ular, batangan emas dan perak. Dia tidak mengerti mana yang harus diambil dan mana yang harus di tinggalkan, mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Maka jika dia masuk akan berbahaya baginya.

          Begitu juga hati yang tidak ada cahayanya, yaitu hati orang mukmin yang bermaksiat, dia tidak dapat membedakan antara pahitnya dan manisnya taat. Orang yang selalu berbuat maksiat dan banyak dosa hatinya akan gelap. Hati yang gelap ibarat cermin yang kotor. Ia tidak bisa digunakan untuk melihat dirinya. Ia tidak bisa membedakan baik dan buruknya sesuatu. Oleh sebab itu, orang yang hatinya sudah pennuh kegelapan tidak akan mau menerima nasehat dari orang lain.

         Kalau dia masuk rumah itu dengan membawa penerangan cahaya maka akan tampak baginya apa dalam isi rumah itu. Ada yang berbahaya ada yang berguna. Yang berbahaya, seperti kalajengking dan ular, ia hindari. Sementara yang bermanfaat, seperti emas dan perak, ia ambil. Begitulah perumpamaan hati yang memiliki cahaya ketakwaan pada Allah. Hati tersebut pasti bisa membedakan yang bermanfaat dan yang berbahaya, yang baik dan yang buruk.

         Al-Imam Ali Zainal Abidin beliau sholat sehari seribu rakaat, kenapa beliau bisa melakukan seperti itu? Karena beliau bisa merasakan manisnya ketaatan kepada Allah SWT, berbeda dengan orang yang sakit hatinya dia tidak bisa mersakan manisnya taat kepada Allah, bahkan dia merasa pahitnya berbuat taat dan manisnya bermaksiat, "Na'udzubillahi min dzalik". (Mthr)



Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                    https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages