TANDA HATI MATI

TANDA HATI MATI

Share This

 Ulasan Pengajian Al Hikam

Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 17 Dzulhijjah 1441 H - 7 Agustus 2020 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf


"Termasuk tanda-tanda matinya hati: tidak sedihnya hati jika tertinggal amal-amal baik, tidak menyesal jika berbuat pelanggaran atau dosa."

          JIKA ada orang yang ketinggalan kewajiban-kewajiban atau meninggalkan amal-amal kebaikan, namun dia tidak merasa susah dan sedih, dan apabila dia melakukan maksiat dalam hatinya tidak ada penyesalan, ini sebuah tanda bahwa hatinya mati dan tidak berfungsi.

          Hati manusia itu terbagi menjadi 3:

  1. Hati yang hidup: Ini hatinya para wali, hatinya orang-orang sholeh.
  2. Hati yang sakit: Ini hatinya orang yang bermaksiat kepada Allah, hatinya orang yang ada kecintaan terhadap dunia. Termasuk hati yang sakit itu tidak mencintai ilmu dan tidak memuliakan ilmu.
  3. Hati yang mati: Ini hati orang yang tidak tersentuh hatinya jika membaca Al-Qur'an, hati orang yang tidak bisa dinasehati lagi, yang tidak bisa menerima ilmu. (Na'udzubillahi mindzalik)
          Tandanya orang beriman itu jika melakukan kabaikan atau ibadah, maka dia merasa akan dibalas pahala oleh Allah, dan jika melakukan dosa atau kesalahan, maka dia akan mengakui kesalahan dirinya dan dia menyesal, dan dia akan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya.
          Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud, ia berklata: "Ketika kami sedang duduk-duduk di majelis Rasulullah SAW, tiba-tiba ada seseorang datang. Orang itu mengikat untanya, kemudian dia masuk ke majelis Rasulullah dan berjalan ke arah Rasulullah, sesampainya di hadapan Nabi orang itu berkata:
    "Ya Rasulullah, untaku sudah saya kendarai selama sembilan hari dan saya kendarai lagi selama enam hari, saya tidak tidur malam dan berpuasa di siang hari sehingga kendaraanku menjadi payah/lelah. Semua itu saya lakukan hanya untuk menanyakan dua masalah."
          Kemudian Nabi betanya kepada lelaki tersebut: "Siapa engkau?" Lelaki itu menjawab: "Saya zaid Al-Khoil (yang suka kuda)." Lalu Nabi mengatakan: "Engkau bukan Zaid Al-Khoil tetapi engkau adalah Zain Al-Khoir (yang suka kebaikan). Ayo bertanyalah kepadaku, barangkali masalahmu itu sulit atau sukar, mudah-mudahan aku pernah ditanya tentang masalahmu." Zaid menjawab: "Saya ingin menanyakan tentang tanda orang yang disukai Allah dan tanda orang yang tidak sidukai Allah."
    Rasulullah SAW berkata: "Bakh Bakh (engkau beruntung-engkau beruntung). Bagaimana keadaanmu?" Zaid menjawab: "Keadaan saya baik. Saya suka kebaikan dan orang yang berbuat baik, saya suka amal-amal kebaikan itu tersebar dimana-mana. Jika saya ketinggalan amal kebaikan, maka saya rindu dengan amal kebaikan itu. Apabila saya mengerjakan suatu amal, baik amal itu sedikit ataupun banyak, saya yakin bahwa amal itu diterima oleh Allah dan diberi pahala oleh Allah."
   Kemudian Rasulullah menjawab: "Itulah jawabannya. Jika Allah menghendaki sesuatu yang lain kepadamu, pasti engkau dipersiapkan oleh Allah untuk tidak melakukan itu, dan Allah tidak peduli di lembah mana engkau dihancurkan." Zaid berkata: "Cukup-cukup ya Raulullah." Kemudian dia pergi dan menaiki kendaraannya.
          Begitulah para shohabat Nabi jika mendapatkan satu ilmu langsung diamalkan dan tidak mau menambah lagi jika belum diamalkan.
          Penyebab kematian hati adalah: 1.Cinta dunia, 2.Lalai dari berdzikir, 3.Membiarkan anggota badan untuk bermaksiat kepada Allah. 
          Dan sebab hidupnya hati adalah: 1.Kosongnya hati dari dunia, 2.Menyibukkan diri dengan berdzikir kepada Allah, 3.Suka berteman dengan orang-orang sholeh. (Mthr)


Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages