MELUPAKAN AMAL KEBAIKAN

MELUPAKAN AMAL KEBAIKAN

Share This

 



Ulasan Pengajian Al Hikam

Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 09 Muharram 1442 - 28 Agustus 2020 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf

Tiada suatu amal yang lebih diharapkan diterima melebihi suatu amalan yang terlupakan olehmu adanya amal tersebut dan amal tersebut engkau anggap kecil dan emgkau anggap remeh.

 

          Beliau menjelaskan bahwasannya amal yang deterima oleh Allah itu adalah amal yang dilakukan semata mata hanya karena Allah dan merasa amal yang dia lakukan itu kecil, masih ada kekurangan, dan menganggap amalnya itu bukan amal yang besar akan tetapi merasa amalnya itu remeh.

          Orang yang masih mewaspadai dirinya dari amal yang tidak diterima oleh Allah, masih meras tidak ikhlas, merasa tidak berbuat apa apa dan lupa akan amal baik yang telah dia perbuat, ini amalan orang yang diterima oleh Allah sesuai dengan firman Allah:

إِنَّمَايَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ المُتَّقِيْنَ

“Sesungguhnya amalan yang diterima oleh Allah itu dari orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Maidah: 27)

          Orang yang bertaqwa itu adalah orang-orang yang beramal tapi mereka tapi merasa belum beramal, orang yang ikhlas tapi merasa belum ikhlas, dan orang yang beribadah tapi merasa ibadahnya itu masih belum baik belum sempurna.

          Tetapi orang yang merasa ikhlas, merasa ibadahnya diterima, merasa amalnya sudah sempurna, merasa ibadahnya sudah baik, maka sebenarnya dia tidak ikhlas, amalnya tidak diterima oleh Allah.

          Ketika kita membaca surat  Al-Fatihah, kita mulai dengan menyatakan bahwa segala pujian itu milik Allah semata. Alhamdulillahi Rabbil’alamin jadi, yang berhak dipuji itu hanya Allah saja, kita tidak punya apa-apa. Di saat kita membaca Iyyaka na’budu wa Iyyaka nasta’in, yang artinya :”Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” Karena kami tidak bisa menyembah-Mu tanpa pertolongan-Mu, maka kita mengakui bahwa segala amal ibadah kita ini dari pertolongan Allah SWT.

          Ini juga yang dimaksud dengan do’a Nabi yang berbunyi:

اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

 “Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir pada-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah yang baik pada-Mu.”

          Doa ini diajarkan oleh Nabi untuk dibaca setiap selesai sholat maktubah agar kita tidak bangga dengan amal kebaikan dan tidak mengingat amal itu. Hadist ini memberi peringatan pada kita bahwa orang bisa berdzikir, bisa bersyukur, dan beribadah dengan baik berkat pertolongan dan taufiq dari Allah semata.

          Abu Sulaiman Ad-Darani berkata:

مَا احْتَسَنْتُ لِنَفْسِيْ عَمَلًا فَاحْتَسِبْتُهُ

“Aku tidak pernah menganggap amalku baik sehingga aku mengharap pahala dari Allah.” (MHS)



Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages