BERKAT HUSNUDZON

BERKAT HUSNUDZON

Share This


Oleh: Ahmad Iklil Fawwaz (Santri Darul Ihya')
          Dikisahkan ada satu keluarga yang mana ibu dan anaknya ini mempunyai Husnudzon (sangkaan baik) yang sangat tinggi kepada ayahnya jika ayahnya pergi bekerja dengan pekerjaan yang halal, padahal ayahnya ini setiap hari bekerja dengan pekerjaan yang haram. Suatu saat anaknya ini terkena penyakit yang sangat parah sehingga tidak bisa bangun dari tempat tidurnya kemudian ibunya ingin meminta barokah dan do'a kepada ayahnya karena ibunya ingat bahwasannya orang yang mencari nafkah itu termasuk jihad dan orang yang mati ketika mencari nafkah itu dihitung seperti orang yang mati syahid. Ketika ayahnya pulang ibunya sudah menunggu di depan pintu dengan membawa segelas air supaya di do'akan air tersebut. Ayahnya pun terkejut dengan apa yang dilakukan oleh sang ibu dan merasa padahal dirinya selama ini bekerja dengan pekerjan yang haram, sedangkan ibunya memaksa ayahnya, akhirnya ayahnya mencelupkan jarinya kedalam air dan mendo'akan air tersebut (tidak tahu dengan do'a apa sang ayah mendo'akan karena dia tidak pernah belajar ilmu agama), setelah dido'akan air tersebut diminumkan kapada anaknya yang sedang sakit. Pada keesokan harinya ketika ayahnya pergi bekerja anaknya sembuh total, dan ketika ayahnya pulang ibunya berterimakasih kepada ayahnya sambil menangis karena bahagia, ayahnya pun terkejut dengan apa yang dilihatnya dan merasa berdosa yang mana selama ini dia mencari nafkah dengan cara yang haram padahal anak dan ibunya sudah berhusnudzon kepadanya bahwa selama ini dia mencari nafkah dengan cara yang halal. Seketika itu dia langsung mencari pekerjaan yang halal untuk menafkahi keluarganya.
          Oleh karena itu, orang yang berhusnudzon kepada orang lain itu tidak akan ada ruginya sama sekali meskipun yang dia sangka itu salah.
          Sebagian Ulama' berkata :"Orang yang bersangka baik dia akan beruntung, beruntung dan beruntung walaupun sangkaannya keliru, sedangkan orang yang bersangka buruk itu akan rugi, rugi dan rugi walaupun sangkaannya benar."

Disadur dari: penjelasan ustadz di kelas.



Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat. https://t.me/darulihya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages