PANDAI PANDAILAH MEMILIH TEMAN

PANDAI PANDAILAH MEMILIH TEMAN

Share This

Janganlah engkau berteman dengan seseorang yang keadaannya tidak membuatmu bersemangat untuk beribadah, dan jangan berteman dengan orang yang kata katanya tidak menunjukan engkau kepada Allah.



PERJALANAN menuju Allah itu sangat jauh, maka memerlukan orang yang memberi petunjuk atau penuntun dari orang alim-amil-arif. Jika tidak punya penuntun, maka orang yang melakukan perjalanan itu akan tersesat. Orang yang tidak punya guru penuntun yang Arif-Amil, maka syekhnya adalah syetan.
          Asshuhbah (berteman atau berguru) adalah masalah yang paling penting dalam bertarekat (perjalanan menuju Allah) dan mempunyai manfaat-manfaat. Masalah perguruan ini sudah berjalan semenjak dulu sampai sekarang.
          Oleh karena itu, Syekh Ibnu Athoillah memberi nasehat agar janganlah kamu bersahabat dengan seseorang yang hal keadaannya tidak membangkitkanmu untuk tat ibadah dan ucapannya tidak menunjukan kepadamu jalan menuju Allah.
          Faedahnya seseorang berteman dengan seorang guru adalah si guru bisa membangkitkan semangat si murid untuk taat kepada Allah. Hal (keadaan) si guru bisa membangkitkan semangatnya untuk itu. Begitu pula ucapannya, nasehatnya atau keterangannya dapat menunjukan jalan enuju Allah.
          Diceritakan dulu di zaman Al Habib Abu Bakar bin Muhamad Assegaf Gresik ada seorang sayyid/habib yang sangat nakal, dia sering meminum minuman keras, berjudi dan yang lainnya. Ibunya sudah sering menasehatinya tapi tidak bisa. Suatu ketika dia hadir di majlisnya Al Habib Abu Bakar bin Muhamad Assegaf Gresik, dia tidak membawa apapun dan ketika dia melihat wajah Habib Abu Bakar lalu Habib Abu Bakar menata wajahnya dia tiba-tiba menangis sejadi jadinya, kemudian dia mengurung dirinya di kamar selama tiga hari setelah itu dia bertaubat dan menjadi ulama’ besar. Disini kita bisa ambil kesimpulan bahwasannya dengan menatap wajah guru atau teman yang sholeh itu bisa membersihkan hati, apalagi berteman dengan mereka kita bisa menjadi seperti mereka.
          Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi berkata :”Waktu saya dulu masih belajar di Mekkah, ayah saya selalu mengawasi saya berteman dengan siapa.” Makanya sekarang beliau menjadi orang besar karena sebab memilih teman yang sholeh.
          Terkadang didikan orang tua sejak anaknya kecil sampai besar itu bisa berubah dengan cepat dari awal dia baik menjadi nakal kerana sebab tidak memiih teman yang baik, dan dia terpengaruh oleh teman dan lingkungannya. Jadi orang tua itu harus memilihkan anaknya teman yang baik dan sholeh, harus bisa pilih-pilih teman. Dan carilah teman yang menguntungkan akhiratnya, jangan berteman dengan orang yang merugikan akhiratnya.
          Teman yang sesungguhnya itu ialah teman yang ketika kita salah ditegur, ketika kita berbuat baik dia membiarkan (tidak memuji), supaya kita tidak timbul rasa bangga atau ria, dan bisa saling menasehati bukan saling memuji. (Mthr)



Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages