BERSANGKA BAIKLAH KEPADA ALLAH

BERSANGKA BAIKLAH KEPADA ALLAH

Share This


Ulasan Pengajian Al Hikam
Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 6 Maret 2020 M - 11 Rajab 1441 H
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf


Jikalau engkau tidak bersangka baik kepada Allah karena sifat-sifat Allah yang baik, maka bersangka baiklah kepada Allah karena pemberian dan nikmat-Nya kepadamu. Tidaklah Allah selalu memberikan kebaikan dan pemberiannya kepadamu. 


DISINI Syekh Ibnu Athoillah Assakandari menjelaskan bahwasannya tidak ada alasan kita tidak mencintai Allah, kita tidak bersangka baik kepada Allah, Karena manusia itu wataknya/tabiatnya cinta kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Kita berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita walaupun hanya sekali berbuat baik hati kita langsung tergerak cinta kepada orang itu/kepada orang yang berbuat baik.
    Manusia dalam ber-husnudzon kepada Allah ada dua macam: Orang khawas dan orang awam.
          Pertama, orang khawas atau arif billah ber-husnudzon kepada Allah karena memahami sifat-sifat Allah yang baik. Mereka mengerti bahwa Allah itu bersifat Ar-Rahman Ar-Rahim (Maha Pengasih dan Penyayang) dan tidak mungkin berbuat dzalim kepada makhluk-Nya. Maka apabila terjadi sesuatu yang baik atau tidak baik bagi mereka sama. Mereka senang dan ridho karena sudah ada husnudzon kepada Allah berkat memahami sifat-sifat Allah yang indah dan baik. Dalam keadaan apapun mereka tetap berhusnudzon kepada Allah, walaupun dalam bala mereka tetap yakin bahwa itu adalah rahmat dan kenikmatan dari Allah meskipun dalam bentuk bencana.
وَلِحُسْنِ ظَنِّ لَازِم          وَهُوَ خِلِّي وَحَلِيْفِي
                                                                 وَأَنِيْسِي وَجَلِيْسِي          طُوْلَ لَيْلِي وَنَهَارِي               
Husnudzon itu wajib
Dia adalah temanku dan sekutuku
Dan penghiburku serta teman dudukku
Sepanjang malam dan siangku
          Dalam qosidah Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad dinyatakan bahwa husnudzon adalah penghiburnya.apabila seseorang ditimpa sebuah bala, maka husnudzonnya kepada Allah bisa menghibur dan meringankan bencana itu. Husnudzonnya begini,”Dibalik bala ini pasti hikmah dan kenikmatan yang terselubung dari Allah.pasti dibalik kesulitan ada kelapangan.”
            Mereka mengerti firman Allah:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
Artinya :”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu”. (QS. Al-Baqarah: 216)
          Para Ulama` mengatakan bahwa husnudzon yang lebih utama adalah jika mendapat bala dianggap sebuah kenikmatan
          Yaqinlah bahwa musibah yang menimpa itu murni rahmat dan kasih kasang dari Allah.musibah itu adalah tarbiyah dari allah agar ia kembali kepada Allah.tidak boleh menentang Allah dan berkata,’’Dosa apa aku ini, sehingga aku bernasib seperti ini?”
          Kedua, husnuddhonnya orang awam.mereka bersangka baik kepada Allah karena mereka melihat Allah memberi kenikmatan dan karunia kepadanya.apabila terjadi kenikmatan yang berupa bala.maka husnuddhon mereka kepada Allah bisa berubah.
          Jika engkau tidak bersangka baik kepada Allah karna sifat-sifat Allah yang baik,seperti husnuddhonnya para `Arifin , maka bersangka baiklah kepada Allah karena karunia pemberiannya kepadamu.Tidakkah Allah selalu memberi nikmat karunianya kepadamu?
          Abu Sa`id Al-Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah menjenguk orang yang sakit.
         “Bagaimana sangkaanmu kepada Tuhanmu?” tanya Rasulullah kepada orang itu. ”sangkaan baik,Ya Rasulullah.” Jawab orang tersebut.
          Rasulullah SAW bersabda:
فَظُنَّ بِهِ مَاشِئْتَ فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عِنْدَ ظَنَّ المُؤْمِنِ بِهِ
     “Sangkakanlah kepada Allah apa yangn kamu suka, karena Allah akan memberi apa yang disangkakan oleh seorang mukmin kepada-Nya.”
          Walhasil,hendaklah engkau selalu bersangka baik kepada Allah  dan makhluk Allah.Untuk keberhasilan dalam melakukan segala hal,modal utamanya adalah bersangka baik.Mau mengaji,si murid harus ada bersangka baik kepada sang guru.begitu pula gurunya harus ada bersangka baik kepada muridnya.Si murid bersangka baik bahwa gurunya adalah orang besar yang bisa memberi fath kepada Allah.sedangkan siguru bersangka baik bahwa si murid akan menerima ilmunya dan mengamalkannya, dan m enyebarkannya.

          Habib Umar Assegaf berkata:
         “ Setiap malam yaqinilah sebagai lailatul qodar
                Setiap orang yang kau temui  yaqinilah sebagai khidir”
          Mudah-mudahhan kita dijadikan orang yang berbaik sangka kepada Allah dalam  segala urusan,dunia atau akhirat dan dijauhkan dari buruk sangka kepada Allah dan makhluk Allah. (Santri Darul Ihya')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages