JIKA TERBUKA JALAN MENGENAL ALLAH MAKA JANGAN PEDULI DENGAN AMAL SEDIKIT

JIKA TERBUKA JALAN MENGENAL ALLAH MAKA JANGAN PEDULI DENGAN AMAL SEDIKIT

Share This
Ulasan Pengajian Al Hikam
Hari/ Tanggal : Jum'at, 16 Agustus 2019
Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf


 Apabila Allah membukakan bagimu suatu jalan untuk ma'rifat (mengenal Allah) maka jangan engkau peduli soal amalmu meski masih sedikit, sebab Allah tidak membukakan bagimu jalan melainkan Dia menghendaki untuk mengenalkan diri-Nya padamu. Tidakkah engkau mengetahui bahwa ma'rifat itu adalah karunia yang datang dari Allah untuk engkau, sedangkan amal perbuatanmu adalah hadiah darimu untuk Allah. Maka dimanakah letak perbandingan antara hadiahmu dengan pemberian karunia Allah padamu.

          Ma'rifat (mengenal Allah) adalah puncak keinginan dan harapan serta keuntungan. Jika Allah memberi jalan ma'rifat kepada hamba-Nya berarti Allah ingin mengenalkan diri-Nya pada hamba itu. Ma'rifat adalah semata-mata pemberian Allah, bukan sebab amal atau ilmu seseorang.
         Karena itu, siapa yang diberi jalan untuk ma'rifat maka itu termasuk kenikmatan yang besar baginya. Maka janganlah ia peduli dengan amalnya yang masih sedikit, apalagi amal yang sedikit itu kecampuran cacat dan tidak ikhlas.
         Contoh jalan Allah mengenalkan diri-Nya pada hamba adalah yang menimpa manusia, kekerasan dan kesulitan yang membuat keruh kehidupan orang itu. Dengan diberi bermacam-macam cobaan maka orang itu tidak bisa merasakan kenikmatan dunia dan merasa bosan dengan kehidupan dunia. Akhirnya ia condong kepada ibadah, berdzikir, istighfar, siap mati, rindu pada surga, cinta kepada Allah dan kemudian mengenal Allah ta'ala.
          Cobaan itu merupakan kenikmatan yang besar, walaupun hamba tidak menginginkannya. Allah mempunyai kehendak yang memaksa, pililhan Allah pada hamba adalah yang terbaik, jika ia sabar dan ridha maka ia akan diberi fath oleh Allah.
         Adalah kebiasaan Allah memberi cobaan dulu kepada hamba-Nya sebelum diberi kemulilaan. Cobaan datang menurut besarnya kedudukan orang tersebut seperti dalam hadits,
أَشَدُكُمْ بَلَاءً الأَنْبِيَاءُ فَالْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ
Artinya :"Paling besar dari kalian cobaannya adalah para Nabi kemudian yang terbaik dibawahnya dan terbaik dibawahnya".
          Contohnya, Nabi Yusuf menderita sejak kecil, dibuang, dimasukan sumur, dan akhirnya diambil oleh Zulaikha dan diurus sampai dituduh mengganggu istri raja, dipenjara tujuh tahun, tetapi akhirnya terbukti beliau yang benar. Akhirnya ia dikeluarkan dan dihormati dan menjadi Nabi dan raja yang memiliki kunci rezeki. Itu semua karena kesabaran beliau atas cobaan-cobaan yang menimpanya. Begitu pula para auliya dan ulama.
          Kapan Allah ingin melipat jarak di antara diri-Nya dengan hamba-Nya, maka Allah menggiring kepadanya cobaan yang besar sehingga hamba itu bersih hatinya. Dengan demikian, maka ia patut dimasukan ke hadirat Allah yang Maha Bersih bagaikan emas dan perak yang dibersihkan dengan api agar bersih dan layak untuk disimpan di perbendaharaan raja.
          Ada yang mengatakan cobaan adalah hamparan hidangan Allah, melalui jalan kemiskinan, kesakitan, dan gangguan, Allah memberikan banyak pemberian kepada hamba-Nya.
          Oleh karen itu, para arif billah merasa gembira apbila ditimpa banyak musibah. Ada yang mengatakan bahwa cobaan-cobaan itu dianggap lailatul qadar. Sebab, dengan itu ia mendapatkan amal-amal batin yang mana satu biji sawi dari amal batin lebih utama dari bergunung-gunung amal badan. Sabar menghadapi musibah termasuk amal batin yang nilainya sangat tinggi dan tidak bisa dikejar dengan amal dhahir.
          Ada yang mengatakan syair:
إِذَا طَرَقَتْ بَابِيْ مِنَ الدَّهْرِ فَاقَةٌ     فَتَحْتُ لَهَا بَابَ المَسَرَّةِ وَالبَشْرِ
وَقُلْتُ لَهَا أَهْلًا وَسَهْلًا وَمَرْحَبًا   فَوَقْتُكَ عِنْدِيْ أَحْظَى مِنْ لَيْلَةِ القَدْرِ
Kalau datang kemiskinan mengetuk pintu rumahnku                        
                                                       Maka aku buka baginya pintu kesenangan dan kegembiraan 
Aku katakan padanya selamat datang                                                
                                                 Waktumu menurutku lebih beruntung dari Lailatul Qadar
(Mthr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages