KEWARA'AN AL-HABIB ABDULLAH BIN ALWI AL-HADDAD

KEWARA'AN AL-HABIB ABDULLAH BIN ALWI AL-HADDAD

Share This

Sebagai seorang yang selalu mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW, maka Al-Habib Abdullah Al-Haddad tidak lupa mengikuti kewaraan Nabi Muhammad, sehingga beliau selalu berhati-hati dan sangat teliti dalam segala bidangnya. Meskipun tidak punya harta, tetapi beliau menjaga sumber hidupnya dari segala yang subhat, apalagi yang haram, karena beliau tidak ingin mengotori perutnya dengan sumber yang haram.
          Diriwayatkan bahwa Al-Habib Abdullah biasa diberi sejumlah kurma dari kawan-kawan dekatnya untuk dibagikan kaum faqir miskin dan para tamunya, kebiasaan itu berlaku setiap tahun. Pada suatu tahun, ketika pemerintah Yaman menarik pajak yang sangat tinggi dari para pemelik kebun kurma, maka mereka merasa dirugikan dan meraka tidak dapat mengirim buah kepada Al-Habib Abdullah seperti yang mereka lakukan setiap tahunnya. Pada waktu itu, mereka mendatangi Al-Habib Abdullah dan menceritakan pengalaman pahit mereka dari penguasa Yaman, mereka meminta bantuan Al-Habib Abdullah agar penguasa Yaman memberi keringanan pajaknya bagi mereka. Dengan izin Allah SWT, maka Al-Habib Abdullah berhasil menyadarkan penguasa Yaman, sehingga ia membatalkan pemungutan pajak dari para pemilik kebun kurma di masa itu. Maka sebagai rasa syukurnya mereka memberi sejumlah buah kurma kepada Al-Habib Abdullah, tetapi beliau tidak mau menerimanya sedikitpun, karena jasa baiknya tidak ingin diberi balasan apapun. Itulah salah satu contoh kewara'an Al-Habib Abdullah.
          Diriwayatkan bahwa jika Al-Habib Abdullah Al-Haddad menyuruh seorang pegawai, maka ia memberinya imbalan jasanya berlipat ganda, lebih dari upah yang disepakati. dalam hal ini beliau berkata :"kami perpekerjakan pegawai itu karena Allah SWT semata dan kami memberinya upah yang berlipat ganda hanya karena Allah SWT semata".
         Siapapun yang membaca berbagai karya tulisan, baik yang berupa prosa maupun puisi pasti akan mengetahui bahwa Al-Habib Abdullah selalu berhati-hati dalam bertindak dan bertutur. Karena itu beliau tidak pernah melakukan atau berkata sesuatu, kecuali setelah diperhatikan baik buruknya matang-matang. (Mthr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages