RIYA' JELAS DAN RIYA' SAMAR

RIYA' JELAS DAN RIYA' SAMAR

Share This

Oleh : M. Farhan Nugraha (Santri Darul Ihya')

          ''Ada kemungkinan riya' itu masuk ke dalam amal perbuatan dari arah yang tidak ada seorang pun melihat kepadanya.''
          Beramal di depan orang lain agar amal itu dilihat orang adalah riya' yang jelas. Untuk mengetahuinya tidak perlu memakai dalil ataupun tanda. Sedangkan beramal sendirian, ketika tidak ada orang yang melihat, maka riya'-nya samar dan tidak terang, tidak bisa diketahui kecuali dengan tanda-tanda dan alamatnya.
          Tanda-tanda bahwa seseorang terjangkit penyakit riya' yang samar ialah orang itu beramal ditempat yang tidak diketahui orang lain akan tetapi dalam hati dia ingin mendapat pujian, kehormatan, keistimewaan ataupun kemuliaan. Kalau ia punya hajat maka ia ingin orang lain cepat memenuhi kebutuhannya itu. Bahkan, jika ada seseorang yang tidak menghormatinya atau tidak melaksanakan kebutuhannya, maka ia mengharap orang itu ditimpa bencana dari Allah, terkena kualat dirinya. Semua ini adalah tanda riya' yang samar yang penyembuhannya lebih sulit dari yang sebelumnya (riya' yang jelas).
          Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, ia berkata: ''Sesungguhnya  pada hari kiamat Allah berkata kepada  Fuqara (orang yang mengaku sufi) tatkala mereka meminta balasan atas apa yang telah mereka perbuat selama didunia, 'tidakkah kalau kamu beli barang diberi harga murah? Bukankah ketika kamu berjalan, orang-orang mengucapkan salam lebih dahulu kepadamu? Tidakkah kalau kamu berhajat sesuatu, hajatmu dipenuhi oleh orang?', Dalam hadits lain disebutkan bahwa Allah berkata kepada mereka: ''Tidak ada pahala untukmu, sebab semuanya sudah kamu terima dimasa hidupmu.''
          Ini menunjukkan pentingnya keikhlasan dalam beramal agar amal itu bisa terangkat dan diterima oleh Allah. Tidak ada riya' atau tujuan karena manusia dalam amal tersebut. Oleh karena itu, orang-orang shaleh selalu khawatir, di hati mereka tidak ada perasaan bahwa mereka orang besar, suci, atau banyak amal. Mereka tetap rendah hati kepada manusia. Walau manusia menghormati mereka, misalnya dengan diberi harga murah tatkala bermuamalah atau dipenuhi kebutuhannya, tetapi mereka tidak merasa senang dengan hal itu. Mereka takut dengan sebab perlakuan khusus tersebut amal mereka tidak terima. Mereka khawatir niat mereka dalam beribadah menyeleweng atau beramal agar dihormati dan disanjung orang.
          Mudah-mudahan Allah menyelamatkan kita dari sifat riya' dan menjadikan amal kita ikhlas hanya untuk Allah SWT.

Wallahu a'lam bi Asshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages